Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Menurut Nico, hal ini didorong oleh performa positif di sektor perumahan, dimana tren house price index (HPI) stabil tumbuh +4,9% untuk periode September 2021 (Sep-20: +4,3%) yang didorong oleh rumah tipe 70.
“Kami masih akan melihat tren positif untuk kredit properti ke depannya didorong oleh BP TAPERA yang telah dimulai di Mei 2021, dengan kuota sebanyak 13.000 unit di 2021, lalu program Indonesian Army Housing Savings Program (TWP-AD) dengan target 10 ribu unit per tahun, dengan anggota tentara sebanyak 350 ribu,” imbuhnya.
Baca Juga: Kredit Bank Tabungan Negara (BBTN) tumbuh 6,03% hingga September 2021
Lebih lanjut, BBTN juga berhasil mengalami penurunan dari sisi Cost of Fund (CoF) dimana DPK tercatat sebesar Rp 291,3 triliun atau turun 2,4% secara kuartalan dengan tren penurunan high cost (TD) ke 4,1% di kuartal III-2021 dan low cost (CASA) ke 2% di kuartal III-2021.
Nico melihat ke depan BBTN masih memiliki ruang penurunan CoF didorong oleh LDR yang terjaga, ruang pemangkasan bunga, serta program inovasi seperti Ebatara Pos, yang telah mampu membuka 1 juta rekening, dengan DPK yang dihimpun sebesar Rp2,4 triliun.
Dengan kinerja yang apik serta potensi outlook yang prospektif, Nico pun merevisi naik asumsi laba bersih untuk BBTN sebesar 8,3% menjadi Rp 2,09 triliun untuk tahun ini. Sejalan dengan hal ini, ia pun masih merekomendasikan beli untuk BBTN dan menaikkan target harga ke Rp2.300 per saham.
Selanjutnya: Bisnis KPR dan KKB diprediksi melaju hingga 2022, ditopang perpanjangan stimulus BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News