Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai prospek PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tetap positif sepanjang tahun 2023. Risiko kredit yang rendah menjadi salah satu katalis positif terhadap kinerja bank ini.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Eka Savitri, mengatakan, pihaknya mengubah beberapa asumsinya untuk lebih mencerminkan prospek BBCA ke depan. Hal ini sejalan dengan manajemen BBCA yang merevisi panduan untuk sisa tahun ini.
BRI Danareksa Sekuritas menaikkan proyeksi pendapatan bunga bersih (NII) menjadi 6% untuk tahun 2023. Ini mengingat kemampuan perseroan membukukan pertumbuhan kredit non-korporasi yang cukup baik dengan tetap mempertahankan CASA di atas level 80%.
Baca Juga: Kinerja Bank Central Asia (BBCA) Ditopang Pemulihan Makro Ekonomi Indonesia
Selain itu, ia juga memangkas estimasi CoC menjadi 50 basis poin (bps) dari sebelumnya 68 bps karena BBCA tidak perlu menyediakan provisi tambahan untuk NPL dan juga untuk kategori kredit yang berisiko (LAR).
“Hal ini kemudian diterjemahkan menjadi pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi sebesar 19,6% pada tahun ini,” tulisnya dalam riset, Selasa (25/7).
Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman juga menilai positif prospek BBCA. Apalagi, pihaknya menilai risiko kreditnya yang rendah dan posisinya sebagai salah satu institusi liabilitas terbaik di Asia.
Tahun ini, BBCA memperkirakan bahwa NIM akan meningkat menjadi 5,5% - 5,6% di 2023. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 5,3% - 5,4% yang didukung likuiditas yang memadai dan keputusan manajemen untuk tidak menaikkan suku bunga TD seagresif bank lain.
Kemudian terkait LAR, BBCA memperkirakan angkanya akan tetap di 8%-9% di 2023 dibanding 10% di 2022. Lalu, untuk CoC-nya diperkirakan turun di menjadi 0,5% - 0,6%.
Baca Juga: BCA Masih Merajai Transaksi Mobile Banking Perbankan
Dengan target dan hasil kinerja semester I 2023, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham BBCA dengan target harga Rp 10.300 per saham. “Risiko investasi dari penurunan rating NPL yang lebih buruk dari perkiraan dan NIM yang lebih rendah,” katanya.
Sementara BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rating hold BBCA dengan target harga Rp 10.000. Pihaknya melihat potensi kenaikan terbatas untuk saham BBCA ke depannya lantaran valuasi yang premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News