Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 26,55 triliun di kuartal pertama 2021 meningkat 27,20% secara tahunan. Laba bersih Indofood melesat 23,57% menjadi Rp 1,73 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Analis Panin Sekuritas, Rendy Wijaya dalam risetnya menuturkan capaian tersebut berada di atas estimasinya tetapi sejalan dengan estimasi konsensus. Peningkatan pendapatan salah satunya didukung oleh pertumbuhan positif dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang mencatatkan pendapatan kotor sebesar Rp 14,6 triliun atau tumbuh 10% secara kuartalan dan 27,3% secara tahunan didukung oleh pertumbuhan dari penjualan produk mi yang solid.
Volume penjualan mi meningkat 37% secara tahunan di di kuartal pertama. Peningkatan didukung oleh pertumbuhan volume dari pasar domestik serta konsolidasi kinerja Pinehill Company Limited setelah akuisisi. "Kami memperkirakan segmen produk konsumen bermerek atau consumer branded products (CBP) masih akan menjadi segmen utama yang menopang kinerja INDF sejalan dengan potensi pertumbuhan yang solid pasca akuisisi PCL dan margin laba operasi mi yang lebih tinggi dibanding rata-rata historis," ungkap Rendy dalam riset.
Segmen lain yang mencatatkan kinerja positif adalah agribisnis. Pendapatan segmen ini tercatat sebesar Rp 4,7 triliun atau tumbuh 11% secara kuartalan dan 40,1% secara tahunan. Segmen ini berkontribusi sebesar 18% terhadap total pendapatan dari INDF.
Baca Juga: Panin Sekuritas turunkan target harga ICBP, ini penyebabnya
Kenaikan pendapatan segmen agribisnis ini sejalan dengan meningkatnya harga jual rata-rata CPO. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) maupun PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) masing-masing mencatatkan peningkatan harga jual rata-rata sebesar 12% yoy dan 13% yoy di kuartal pertama.
Menurut Rendy, hal tersebut turut mendorong kenaikan margin dari segmen agribisnis ke level 10% di kuartal pertama 2021 dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang mencapai 5%. "Kami memperkirakan kinerja segmen agribisnis juga akan bertumbuh positif didukung oleh rencana penurunan pungutan ekspor CPO menjadi US$ 175 per ton dari sebelumnya US$ 225 per ton dan juga penurunan bea impor CPO di India dari 15% menjadi 10% yang akan meningkatkan permintaan CPO secara global," papar dia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, ini saran bos BCA dan Indofood ke pemerintah
Sepanjang kuartal pertama, segmen Bogasari mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6 triliun atau tumbuh 10,5% yoy. Kenaikan ini didukung oleh meningkatnya volume penjualan sebesar 3% yoy dan juga penyesuaian harga jual produk. Segmen ini juga masih mampu mempertahankan margin laba operasi yang relatif stabil di level 7,6% pada tiga bulan pertama kemarin.
"Dengan pembatasan aktivitas yang lebih ketat di kuartal ketiga yang disebabkan oleh kembali meningkatnya jumlah kasus positif harian Covid-19 secara signifikan dan mobilitas masyarakat yang cenderung terbatas, kami memperkirakan segmen Bogasari berpotensi terdampak negatif dalam jangka pendek," ujar Rendy.
Di sisi lain, refinancing utang akuisisi Pinehill oleh Indofood CBP akan berdampak positif bagi INDF. Pada kuartal pertama 2021, INDF mencatatkan net gearing sebesar 0,46 kali. Kenaikan tingkat utang mayoritas disebabkan oleh utang dari akuisisi Pinehill. Utang tersebut memiliki tingkat suku bunga floating rate dan tenor 5 tahun.
ICBP telah menerbitkan obligasi global dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun, dengan tingkat bunga tetap masing-masing sebesar 3,398% dan 4,745% per tahun. Panin Sekuritas menilai hal ini akan turut berdampak positif bagi INDF. Refinancing utang dengan obligasi global yang memiliki tingkat suku bunga tetap dapat menetralisir potensi risiko dari kenaikan suku bunga acuan.
Baca Juga: Saham ICBP dinilai punya prospek menarik meski labanya turun di kuartal I
"Selain itu, tenor yang lebih panjang juga akan positif terhadap arus kas ke depan. Pembayaran bunga dan pokok utang akan lebih minim dibandingkan utang tenor pendek," ujar Rendy.
Oleh sebab itu, Panin Sekuritas mempertahankan outlook positif untuk INDF. Prospek positif Indofood didukung oleh kinerja positif dari segmen produk konsumen bermerek, kenaikan harga , penurunan tarif ekspor, dan juga turunnya bea impor CPO di India yang menjaga pertumbuhan segmen agribinsis, serta potensi arus kas yang lebih baik pasca-refinancing oleh ICBP terkait utang akuisisi Pinehill.
"Sejalan dengan hal ini, kami menaikkan estimasi pendapatan dan laba bersih Indofood di 2021 masing-masing tumbuh 6% dan 8,2% serta mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 8.850 (implied PE 10,7x di 2022F) setara dengan -1,0x std. dev. rata-rata PE 5 tahun terakhir," pungkas Rendy.
Baca Juga: Pandemi, Emiten Grup Indofood Masih Cetak Kinerja Mumpuni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News