Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana di tahun 2024 mendapatkan sambutan positif. Hasil lelang tersebut mencerminkan optimisme terhadap pasar obligasi tanah air di tahun 2024.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, total penawaran masuk pada lelang SUN tanggal 3 Januari 2024 sebesar Rp 39,8 triliun.
Sementara, nominal yang dimenangkan pada lelang SUN pertama tahun ini sebesar Rp 21,75 triliun.
Pada lelang SUN perdana tahun 2024, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 25 triliun – Rp 37,5 triliun.
Baca Juga: Kemenkeu Catat Penawaran Rp 47,79 Triliun pada Lelang SUN Selasa (11/7)
Dalam lelang kali ini, terdapat tujuh seri SUN yang ditawarkan yaitu SPN03240404 (new issuance), SPN12250103 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), serta FR0102 (new issuance).
Chief Dealer Fixed Income & Derivatives Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo memandang bahwa tingginya penawaran pada lelang perdana tahun ini merupakan cerminan pelaku pasar obligasi di tahun 2024.
Investor optimistis terhadap prospek pasar surat utang domestik untuk tahun ini, walaupun seri yang paling diincar masih terkonsentrasi pada tenor pendek dan menengah.
“Optimisme tersebut didorong ekspektasi pasar pada suku bunga global terutama Fed dan Bank Indonesia yang akan memulai penurunan suku bunga. Selain itu, adanya seri baru FR102 menjadi daya tarik bagi investor untuk mengoleksinya,” jelas Fudji kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Baca Juga: Pasar Domestik Positif, Lelang SUN Selasa (22/8) Catat Total Penawaran Rp 34,6 T
Sementara itu, Fudji menilai nominal yang dimenangkan di bawah target indikatif karena pemerintah memiliki berbagai pertimbangan seperti lebih banyaknya penawaran dari investor yang menginginkan yield lebih tinggi dari yang diinginkan pemerintah.
Perkiraan lainnya adalah adanya perencanaan tenor utang oleh pemerintah, sehingga kemenangan terbesar terfokus pada tenor menengah.
Menurut Fudji, kondisi suku bunga global yang diperkirakan akan mulai memasuki fase pemotongan tahun ini diperkirakan menjadi alasan utama pelaku pasar untuk kembali memasuki pasar obligasi dalam negeri maupun luar negeri.
Selain itu, pasar SUN bakal tetap menarik karena kondisi yield obligasi Indonesia dapat terjaga dengan baik. Surat utang domestik masih memberikan return yang menarik dibandingkan obligasi luar negeri terutama UST, sehingga bisa menjadi motivasi investor untuk tetap melirik SBN.
Baca Juga: Lelang SUN Catat Penawaran Rp 16,98 Triliun, Pemerintah Menangkan Rp 10,2 Triliun
Fudji memproyeksikan imbal hasil (yield) SUN 10 tahun sebagai acuan pasar di tahun 2024 berpotensi akan menurun kemungkinan dalam rentang 5,5% - 6.4%. Proyeksi tersebut seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia dan Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News