kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Cara terbaik membeli emas saat harga emas tertekan


Rabu, 19 Juni 2013 / 15:40 WIB
Cara terbaik membeli emas saat harga emas tertekan
ILUSTRASI. Stasiun pengumpul batu bara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arief Ardiansyah, Tedy Gumilar, Anastasia Lilin Y | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Ingatkah Anda film komedi berjudul Wag The Dog yang dirilis tahun 1997? Film ini mengisahkan aksi pencitraan seorang Presiden Amerika Serikat agar bisa terpilih lagi untuk menjabat periode kedua. Sebelumnya, nama sang presiden tercemar karena suatu skandal.

Lantas, sang presiden menunjuk tim khusus untuk membuat serangkaian berita yang dapat mengalihkan perhatian publik dan memperlihatkan sosok kepahlawanan sang presiden. Caranya, tim tersebut mendatangi seorang produser di Hollywood untuk memalsukan sebuah penyerbuan ke sarang teroris
di sebuah negara kecil yang jauh dari AS.

Sejatinya, perang, kejadian penyerbuan, dan tokoh-tokoh di dalamnya adalah rekaan semata dan dibikin di studio film. Tim tersebut lantas mendistribusikan film itu seakan-akan berita perang nyata ke semua media. Media menelan asupan info asli tapi palsu ini dengan berbagai bumbu yang mengesankan kejadian itu betul-betul nyata dan publik pun percaya.

Lantas, apa hubungan cerita film ini dengan investasi emas? Pemilik GeraiDinar.com Muhaimin Iqbal menyebut, kisah film ini mirip dengan pergerakan harga emas terkini. Sebelumnya, Wag The Dog adalah sebuah idiom bahasa Inggris untuk menggambarkan pengelabuan perhatian secara sengaja dari sesuatu yang besar dan nyata ke arah sesuatu yang direkayasa dan tidak nyata.

Sepanjang 2013, harga emas dunia tertekan hebat. Setahun-dua tahun lalu, kita masih mendapati harga emas dunia di kisaran US$ 1.700–US$ 1.800 per ons troi di Bursa NYMEX. Kini, harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.300 per ons troi.

Nah, Iqbal menduga, kisah kejatuhan harga emas dunia ini adalah skenario belaka. Film ini bercerita tentang penghentian kebijakan Quantitive Easing dari The Federal Reserve serta fragmen-fragmen lain yang mendukung skenario tersebut. “Sayangnya, ketika “film” tersebut diputar, pasar percaya dan harga emas benar-benar jatuh,” kata Iqbal.

Dengan tegas, Iqbal menyarankan agar kita tak termakan propaganda ini. Dia mencontohkan kebijakan HSBC yang tetap mempertahankan porsi 8% emas taktis dalam alokasi aset mereka. Dia menyarankan agar para investor emas fisik, baik berupa emas batangan maupun koin dinar, tetap mempertahankan portofolionya.

Pengamat emas M. Ihsan Palaloi mendukung pendapat ini. Emas adalah komoditas yang berbeda dari batubara, minyak, dan komoditias lainnya. Emas memiliki karakteristik, permintaan dan penawaran, hingga cara penyelesaian transaksi yang berbeda. Ihsan menyebut, selama ini banyak orang yang menyamakan begitu saja.

Dia tidak menutup mata ihwal informasi yang mempengaruhi harga emas dunia. Meskipun, seakan ada skenario untuk penurunan harga emas, sebagai investor, kita hanya menjadi follower saja. Sumber-sumber informasi harga emas kini semakin terbuka, sebagai pengikut, Ihsan mempersilakan investor emas terus memperhatikan perilaku para pelaku usaha, yaitu pemilik toko emas.

Para pemilik toko emas ini setiap menjual satu gram emas saja harus segera membeli stok satu gram lagi. Kini, ilmu serupa sudah mulai dimiliki masyarakat. Makanya, setiap harga turun, masyarakat semakin gencar mencari emas.

Menurut Ihsan, tindakan ini wajar dan silakan menikmati membeli emas dengan harga yang lebih murah. Penurunan harga emas yang terjadi saat ini bersifat sementara. “Harga emas sebenarnya terlihat di semester II saat permintaan emas tinggi,” kata Ihsan.

Lantas, apakah ini saatnya Anda belanja emas besar-besaran? Multilateral Analyst & Corporate Trainer Commodity Desk PT. Millennium Penata Futures Suluh A. Wicaksono mengatakan, saat harga emas sedang melemah memang kebanyakan pola perilaku pasar adalah justru menjauhi emas. Orang berbondong-bondong memegang dollar AS.

Apalagi di Indonesia, baru-baru ini Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. Langkah ini membuat orang ingin kembali ke deposito. Padahal, “Mestinya, ini dilihat sebagai opportunity buying bagi investor,” kata Suluh.

Senior Researcher and Analyst Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menyarankan, inilah waktu untuk menambah koleksi emas Anda. Selain harga yang cukup rendah, biasanya harga emas akan naik saat lebaran. Saat itu, Anda bisa merealisasikan keuntungan. “Saya rekomendasikan pembelian emas apa pun untuk jangka pendek, satu bulan atau dua bulan saja,” kata Zulfirman.

Perencana keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Ghozali juga mempersilakan Anda berbelanja emas fisik berupa lantakan. Asal, itu untuk tujuan jangka panjang. Bahkan, bila mau memanfaatkan skema cicilan emas dari perbankan syariah dan PT Pegadaian pun, bisa dipertimbangkan. “Saya kira, kalau pun turun, harga emas tidak akan turun terlalu jauh lagi,” kata Ghozali.

Konseptor KebunEmas dan investor emas batangan Rully Kustandar mengatakan, cara membeli emas yang terbaik adalah pembelian bertahap atau gradual buying. Artinya, saat Anda memiliki uang, belilah emas. “Saya tidak pernah berpikir berapa harga emas.

Model investasi ala Rully ini juga dilihat Manager Divisi Gadai Syariah PT Pegadaian (Persero) Wartono. Dia melihat baik ketika harga emas naik atau turun, orang tetap terdorong untuk membeli. “Saat harga rendah seperti sekarang, masyarakat punya harapan harga emas akan naik,” kata Wartono.

Adapun untuk Anda yang kadung sudah membeli emas saat harga tinggi, Suluh menyarankan agar tetap sabar menyimpan emas Anda. “Matahari pasti bersinar. Tapi, kapan bersinarnya, saya tidak bisa memastikan,” kata Suluh.

Tapi, saran ini berlaku bila Anda memang tidak memiliki kebutuhan finansial mendesak. Bila memang ada keperluan, Suluh dan Zulfirman menyarankan Anda tak ragu untuk melikuidasi investasi emas Anda. Zulfirman melihat, pelemahan emas masih akan berlanjut hingga tahun depan. “Paling cepat baru tiga tahun lagi harga emas bisa kembali seperti tahun 2011,” kata Zulfikar.

Ihsan tak sependapat dengan saran ini. Dia mencontohkan perilaku para pedagang emas yang memiliki dagangan emas yang dibeli saat harga tinggi. Menurut Ihsan, mereka menggadaikan emas di Pegadaian untuk membeli emas yang murah. Cara ini bisa mengulur waktu dari kerugian bila langsung menjual saat harga emas sedang rendah.

Kepingan berapa gram?

Masalahnya, investor emas kerap hanya mendapat saran beli emas batangan sekarang. Tapi, kita tahu, harga emas per gram untuk kepingan satu gram dengan 10 gram atau 100 gram itu berbeda. Misalnya, pada 13 Juni 2013, Divisi Logam Mulia PT Aneka Tambang (Antam) membanderol harga emas 1 gram senilai Rp 513.000 per gram. Sedangkan, harga emas batangan seberat 100 gram, Rp 474.500 per gram. Dan, harga emas 1 kilogram yang termurah tiap gramnya, Rp 473.000. Di sisi lain, harga pembelian kembali Rp 439.000 per gram.

Di sini ada selisih harga yang cukup signifikan. Lantas, pada kepingan berapa gram nilai ekonomis pembelian emas batangan didapat? Ihsan menyebut, ada cost of labor dalam pembuatan emas lantakan. Untuk emas 1 gram, nilainya sekitar 10% dari harga emas. Nilai ongkos pembuatan ini semakin turun seiring bentuk emas yang kian besar, hingga nol untuk emas satu kilogram.

Keberadaan cost of labor ini, menurut Ihsan, tak perlu mempengaruhi keputusan Anda membeli emas. Dia menyarankan investor untuk membeli emas sesuai kemampuan. Bila uang yang tersedia hanya cukup buat 5 gram, ya, beli segitu. “Buat orang yang punya duit Rp 3 miliar, ya, lebih cocok beli yang kiloan,” kata Ihsan.

Ghozali menyarankan Anda untuk membeli kepingan 10 gram sampai 50 gram. Harga emas 100 gram memang lebih ekonomis. Tapi, Ghozali mengingatkan, Anda harus mau sedikit bersusah payah saat ingin menjualnya. “Jarang, kan, orang pegang uang Rp 50 juta di tabungan? Biasanya di deposito. Jadi, Anda harus menjual ke toko emas,” kata Ghozali.

Namun, bila kemampuan Anda membeli kepingan di bawah 10 gram, Ghozali tetap menyarankan Anda untuk tetap membeli daripada tidak punya emas. Selisih harga beli dan buyback itu akan hilang dalam jangka panjang.

Sedangkan, Rully menyarankan untuk membeli emas dalam ukuran yang kecil. Tapi, dia tidak merekomendasikan pembelian emas dalam kepingan 5 gram ke bawah. Ia berpendapat, emas batangan yang layak koleksi adalah kepingan 10 gram–100 gram.

Rekomendasi pembelian emas tersebut tetap berlaku meski Anda mampu membeli emas seberat 1 kilogram. Rully mengatakan, pembelian emas tersebut jangan diwujudkan dalam satu keping 1 kilogram tapi dipecah dalam beberapa keping yang lebih kecil.

Memang, dari segi harga akan sedikit lebih mahal. Tapi, kepemilikan emas dalam pecahan 10 gram sampai 100 gram akan memberikan fleksibilitas buat pemiliknya. “Masa kita gergaji emas sekilo kita kalau butuh uang Rp 100 juta?” kata Rully.

Satu poin investasi emas yang perlu diluruskan, menurut Ruly, adalah ada perlakuan berbeda untuk emas Antam. Emas Antam dengan logo baru berbeda harga dengan emas berlogo lawas. Emas tanpa sertifikat terpaksa dibanderol lebih murah. Rully menyebut, emas itu menjadi bernilai bukan lantaran adanya sertifikat.

Di sisi lain, selain menjual emas dari tambangnya, Antam juga menerima titipan cetak dari toko emas. Bila harga dasar emas milik toko emas lebih murah daripada emas Antam, otomatis harga emas batangan toko tersebut juga lebih murah.

Intinya, asal emas 24 karat, silakan dibeli saat murah.

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 38 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×