Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Belanja modal (capex) BUMN pada 2011-2014 dinaikkan secara signifikan dari Rp 383 triliun menjadi (pada retret Bogor I per 11 Februari 2011) menjadi Rp 836 triliun (pada retret Bogor II per 22 Februari 2011). Hal ini disampaikan Menteri BUMN Mustafa Abubakar pada Rabu (16/3).
Peningkatan belanja modal ini untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi nasional yang meliputi beberapa hal. Di antaranya, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, pengembangan industri dan konektivitas, penguatan ketahanan pangan dan energi, serta pelaksanaan proyek-proyek BUMN yang mampu memberi efek ganda bagi penyerapan tenaga kerja langsung.
Sementara itu, beberapa inisiatif pengembangan ekonomi dan konektivitas utama yang dilakukan BUMN yaitu, pengembangan industri bahan bakar minyak dan gas di Kalimantan dan Sulawesi senilai Rp 25,5 triliun. Pembangunan jaringan telekomunikasi di Papua dan Maluku senilai Rp 21,8 triliun.
Lalu, pengembangan kawasan industri kelapa sawit Sei Mangkei senilai Rp 6,8 triliun. Pembangunan konektivitas pengangkutan barang oleh BUMN Pelabuhan, BUMN Bandara dan KAI di berbagai daerah dengan nilai investasi sebesar Rp 28,5 triliun.
Ada juga pembangunan konektivitas infrastruktur fiber optic senilai Rp 151 triliun oleh Telkom untuk pembangunan ring Jawa-Kalimantan, Kalimantan-Sulawesi-Denpasar-Mataram.
"Dengan inisiatif tersebut, ditambah total belanja modal Rp 836 triliun pada 2011-2014, diproyeksikan jumlah tenaga kerja yang terserap pada enam koridor ekonomi di seluruh Indonesia sebanyak 6,6 juta orang," ujar Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News