kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Capex Antam tahun 2015 sampai US$ 220 juta


Kamis, 18 September 2014 / 18:32 WIB
Capex Antam tahun 2015 sampai US$ 220 juta
ILUSTRASI. Kode Redeem Genshin Impact Terbaru April 2023, Hari Terakhir Klaim Kode yang ini


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Anggaran belanja modal PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di tahun 2015 kemungkinan bakal lebih besar dari estimasi awal. Sebelumnya, emiten plat merah ini bakal menganggarkan capital expenditure (capex) tahun depan senilai US$ 140 juta-US$ 150 juta.

Djaja M. Tambunan, Direktur Keuangan Antam mengatakan, anggaran tersebut diprediksi bakal bertambah menjadi sekitar US$ 210 juta-US$ 220 juta. Bertambahnya capex disebabkan oleh adanya penundaan pembayaran tarif kontraktor senilai US$ 70 juta.

Tarif tersebut seharusnya dibayarkan Antam pada tahun ini. "Tapi, kontraktor mengerti bahwa kondisi kami sedang kurang bagus sehingga memberikan perpanjangan waktu pembayaran jadi tahun depan," kata Djaja selepas paparan publik di Jakarta, Kamis (18/9).

Nantinya,  emiten berkode saham ANTM ini berniat menutupi capex tahun depan dari berbagai sumber. Sebelumnya, Djaja menuturkan bakal menjajaki pinjaman senilai US$ 100 juta untuk menutupi kebutuhan capex 2015. Pinjaman itu kemungkinan diperoleh dari beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta nasional melalui skema club deal. 

Antam menginginkan pinjaman baru tersebut memiliki tenor minimal 3 (tiga) tahun dengan bunga yang kompetitif. Antam mesti segera mencari sumber capex lantaran banyaknya agenda ekspansi di tahun depan.

Antam misalnya akan mengalokasikan mayoritas capex tahun depan akan digunakan untuk menyelesaikan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP). Proyek ini akan mendongkrak kapasitas produksi nikel pabrik Pomalaa dari 18.000-20.000 ton per tahun menjadi 27.000-30.000 ton per tahun. Per Mei lalu, pengerjaan P3FP sudah mencapai 53%. 

Antam menargetkan proyek tersebut sudah mulai uji produksi pada kuartal III di 2015. Selain P3FP, Antam juga akan menyerap capex untuk beberapa proyek lain. Antam misalnya akan melanjutkan pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Halmahera, Maluku Utara. 

Proyek bernama Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim) ini sudah mulai digarap sejak akhir 2011 lalu.  Secara total, Antam harus mengucurkan US$ 1,6 miliar untuk merampungkan proyek FeNi Haltim. 

Dana tersebut dibutuhkan untuk membangun unit produksi yang memiliki kapasitas sebanyak 40.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun. Jika dicermati, Antam terbilang sangat mengandalkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan investasinya. 

Pada pertengahan Mei lalu, Antam juga baru saja menandatangani pinjaman senilai US$ 160 juta dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank). Pinjaman ini pun akan digunakan untuk membiayai P3FP. 

Di tahap awal, Antam bakal menarik US$ 100 juta dan sisanya US$ 60 juta baru akan dicairkan belakangan menyesuaikan kebutuhan P3FP. Pinjaman tersebut bertenor 10 tahun dan memiliki grace period (masa tenggang) selama dua tahun.

Di luar utang bank, Antam juga menanggung utang dalam bentuk obligasi senilai Rp 3 triliun. Pada 2 Desember 2011, Antam sudah menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun dalam dua seri, yakni seri A dan B. Seri A bertenor tujuh tahun, dengan besaran kupon 8,38%. 

Sementara, obligasi seri B berkupon 9,05% dan bertenor 10 tahun. Dari dana obligasi, sebanyak 80% dialokasikan bagi proyek Pomalaa. "Kita harus membayar kupon obligasi sekitar Rp 60 miliar per kuartal," jelas Djaja. 

Djaja bilang, laporan keuangan Antam masih aman lantaran rasio utang terhadap ekuitas masih di bawah 1 kali, yakni 0,6 kali. Untuk itu, Antam merasa masih leluas untuk mencari pinjaman baru untuk menutupi capex 2015. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×