Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terpuruk dalam di pekan lalu, harga minyak dunia perlahan merangkak naik. Sentimen datang dari penurunan cadangan minyak Amerika Serikat (AS).
Merujuk Bloomberg, Rabu (16/9) pukul 18.05 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 sudah berada di level US$ 39,18 per barel atau menguat 2,35%
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, terdapat tiga faktor yang menyebabkan harga minyak WTI naik dalam dua hari terakhir. Namun, yang paling utama datang berkurangnya cadangan minyak di AS.
“Faktor pertama adalah pasar merespon kekhawatiran akan terjadinya Badai Sally yang mendekat ke Pantai Teluk AS yang diperkirakan menutup 25% operasional dari rig AS di wilayah tersebut. Badai tersebut juga membuat pelabuhan ekspor setempat ditutup. Ini menjadi sentimen pendorong harga minyak,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).
Baca Juga: Harga minyak terangkat gangguan pasokan akibat badai di AS
Selain itu, Faisyal menambahkan, data American Petroleum Institute (API) melaporkan, cadangan minyak mentah AS juga turun 9 juta barel. Ditambah lagi, sentimen pelemahan dolar AS turut menambah pesona si hitam.
Kendati demikian, Faisyal menilai potensi harga minyak WTI untuk kembali terkoreksi masih cukup terbuka. Hal ini disebabkan nanti malam, pasar akan fokus terhadap laporan dari Energy Information Administration (EIA) mengenai cadangan minyak AS.
Para analis memperkirakan cadangan minyak Negeri Paman Sam masih akan mengalami kenaikan di pekan lalu. Walau jumlahnya lebih rendah jika dibanding periode sebelumnya.
Sentimen kunci lain disebut Faisyal datang dari rencana pertemuan OPEC+ untuk membahas tingkat kepatuhan pemangkasan produksi para anggotanya yang dilaksanakan pada pekan ini.
“Kedua sentimen tersebut akan menjadi kunci bagi pergerakan harga WTI. Jika keduanya ternyata menjadi sentimen positif, minyak WTI bisa bergerak menuju level US$ 42 per barel. Namun jika jadi sentimen negatif, harga minyak berpeluang kembali turun ke level US$ 36 per barel pada minggu ini,” jelas dia.
Baca Juga: Harga emas spot melejit ke US$ 1.968,36 per ons troi
Sementara untuk fundamental minyak WTI sendiri, Faisyal menilai kondisinya masih belum terlalu bagus. Outlook kekhawatiran akan permintaan masih membayangi seiring kasus Covid-19 yang belum kunjung teratasi. Belum lagi ada laporan bahwa data impor minyak China turun.
Dengan kondisi tersebut, Faisyal memperkirakan harga minyak WTI di akhir tahun akan berada di kisaran US$ 40 - US$ 42 per barel
Selanjutnya: Harga minyak mentah menguat 2% setelah produksi minyak AS turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News