Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali menguat untuk hari kedua pada hari Rabu (16/9) setelah Badai Sally mengancam produksi minyak dan gas lepas pantai Amerika Serikat (AS). Dukungan bagi harga minyak juga datang setelah laporan American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak AS turun pekan lalu.
Mengutip Reuters, Rabu (16/9) pukul 14.00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 naik 85 sen atau 2,1% menjadi US$ 41,38 per barel.
Sementara harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 92 sen atau 2,4% menjadi US$ 39,20 per barel.
Kedua kontrak acuan tersebut menguat naik lebih dari 2% pada perdagangan Selasa (15/9).
Baca Juga: Harga minyak terangkat gangguan pasokan akibat badai di AS
Ini terjadi karena lebih dari 25% produksi minyak dan gas lepas pantai AS ditutup. Selain itu, pelabuhan ekspor ditutup pada hari Selasa karena Badai Sally bergerak tidak jauh dari Pantai Teluk AS.
"Perkiraan kami saat ini untuk total pemadaman yang terkait dengan sistem cuaca Badai Sally adalah antara 3 juta dan 6 juta barel minyak selama sekitar 11 hari," kata Rystad Energy dalam sebuah catatan.
Itu kemungkinan akan membantu mengurangi stok meskipun kilang juga ditutup, mengurangi permintaan minyak.
Persediaan minyak mentah AS turun 9,5 juta barel pekan lalu, meskipun persediaan bensin meningkat, data dari kelompok industri API menunjukkan pada hari Selasa.
Analis memperkirakan stok minyak meningkat 1,3 juta barel. Data resmi tentang stok AS akan keluar Rabu malam dan sering kali bertentangan dengan angka industri.
"Jika kami melihat angka yang mirip dengan penarikan API yang dilaporkan semalam, kemungkinan akan memberikan beberapa dukungan langsung ke pasar," kata ING Research.
Namun, penguatan masih tertahan oleh gambaran dari produsen dan pedagang minyak yang melihat potensi suram untuk pemulihan permintaan bahan bakar global karena pandemi Covid-19 merajalela dan menghantam ekonomi.
Baca Juga: Harga CPO cetak rekor, simak rekomendasi saham emiten perkebunan dari analis berikut
International Energy Agency juga menurunkan perkiraan permintaan minyak tahun ini, karena prakiraan yang hati-hati untuk pemulihan ekonomi dari pandemi.
Itu terjadi setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak dunia turun lebih tajam dari perkiraan sebelumnya.
Impor minyak pada Agustus ke Jepang, importir minyak mentah terbesar keempat dunia, turun lebih dari seperempat dari tahun sebelumnya, data resmi menunjukkan pada Rabu.
Selanjutnya: FOMC digelar, kejelasan arah kebijakan inflasi bank sentral AS jadi perhatian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News