Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Kenaikan stok minyak Amerika Serikat (AS) melemahkan harga minyak di pasar New York. Semalam, minyak WTI untuk pengiriman April di New York Mercantile Exchange (NYMEX) diperdagangkan di bawah US$ 105, yaitu turun 0,6% ke level US$ 104 per barel. Sementara, di pasar elektronik Asia, harganya naik ke level US$ 104,39 per barel, pukul 10.44 waktu Sydney.
Harga minyak melorot setelah Energy Information Administration (EIA), semalam melaporkan stok minyak AS naik ke level tertinggi sejak 2004.
Persediaan meningkat 1,69 juta barel menjadi 40,3 juta barel per pekan lalu.
Namun, kemarin, minyak jenis Brent di perdagangan ICE Futures Europe naik 2,6% dan mengakhiri sesi perdagangan di London di harga US$ 115,94 per barel.
Mark Pervan, kepala riset komoditas Australia & New Zealand Banking Group Ltd. menyebut, persepsi bakal berkepanjangannya kekerasan di Libya mengangkat harga minyak jenis brent. "Namun, minyak jenis WTI di AS turun setelah EIA menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik melebihi ekspektasi pasar," ujarnya.
Minyak juga berhasil turun kemarin di New York, kemarin, karena spekulasi OPEC akan mempertimbangkan kenaikan produksinya sebagai kompensasi gangguan di Libya. Arab Saudi bersedia menambah produksi jika diperlukan untuk mengatasi gangguan pasokan. Negara ini telah meningkatkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari.
Sebelumnya, International Energy Agency menyebut, kekerasan di Libya telah memangkas produksi minyaknya sebesar 1 juta barel per hari. Negara Afrika Utara hanya memproduksi 1,390 juta barel per hari per Februari, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,59 juta barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News