Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Induk usaha TikTok, yakni ByteDance Inc dikabarkan berencana menghentikan hampir 80% layanan Tokopedia. Adapun PT Tokopedia telah dikendalikan oleh TikTok Pte. Ltd.
Berdasarkan kabar yang beredar, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dimulai pada Juni 2024. Diperkirakan jumlah karyawan yang akan terdampak mencapai ribuan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan hampir 70% karyawan Tokopedia dianggap tidak lagi dibutuhkan. Dari sekitar 2.772 karyawan, nantinya akan hanya beberapa ratus karyawan saja.
Baca Juga: Begini Upaya Gojek Tokopedia (GOTO) Dorong Digitalisasi Ekosistem di Kawasan IKN
Adapun PHK tersebut dikabarkan akan dilakukan dalam beberapa tahap. Untuk karyawan yang terkena di tahap awal, akan diberikan masa tunggu selama dua bulan.
Selama masa tersebut karyawan yang terdampak masih akan mendapatkan gaji penuh, tetapi tidak memiliki tanggung jawab secara operasional. Nantinya setiap karyawan yang terdampak juga akan mendapatkan pesangon.
Baca Juga: HIPMI Yakin Sinergi TikTok Shop dan Tokopedia Ikut Percepat UMKM Go Digital
Meski kini PT Tokopedia telah dikendalikan oleh TikTok, tetapi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih memiliki porsi saham sebesar 25%. KONTAN telah menghubungi manajemen GOTO, tetapi hingga tulisan ini dipublikasikan belum ada tanggapan.
KONTAN juga mencoba menghubungi manajemen PT Tokopedia, TikTok Indonesia dan ByteDance melalui pesan tertulis. Namun hasilnya masih sama, belum ada tanggapan sama sekali sampai tulisan ini terbit.
Efeknya Terhadap GOTO
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan pmangkasan ratusan karyawan di Tokopedia pada bulan Juni ini bisa berdampak signifikan terhadap operasional dan strategi perusahaan.
Memang setelah diakuisisi oleh TikTok, beban keuangan Tokopedia tidak lagi muncul dalam laporan konsolidasi GOTO, tetapi masih memperoleh pendapatan dari biaya komisi yang dihasilkan oleh transaksi di Tokopedia.
"Jika efisiensi karyawan ini terjadi, Tokopedia mungkin akan mengalami penurunan dalam efisiensi operasional jangka pendek karena adaptasi dari struktur organisasi yang baru," katanya kepada Kontan, Minggu (9/6).
Baca Juga: Pasar Kian Besar, TikTok Shop-Tokopedia Buka Peluang UMKM untuk Naik Kelas
Namun, dalam jangka panjang, pengurangan karyawan ini bisa menjadi strategi untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas. Dengan begitu, TikTok-Tokopedia akan lebih agresif lagi.
"Ini bisa memungkinkan TikTok-Tokopedia untuk lebih agresif dalam mengalokasikan dana untuk strategi pertumbuhan, seperti diskon atau promosi, yang bertujuan untuk meningkatkan volume transaksi," jelas Hendra.
Dia mencermati jika strategi baru Tokopedia berhasil meningkatkan transaksi dan GOTO mendapatkan komisi pendapatan yang lebih banyak. Namun jika pemangkasan karyawan mengganggu operasional dan transaksi, maka pendapatan komisi GOTO bisa negatif.
"Secara keseluruhan, dampak PHK terhadap GOTO akan sangat bergantung pada bagaimana Tokopedia, di bawah kepemilikan TikTok, mengelola transisi ini dan efektivitasnya untuk mendorong pendapatan," ucap Hendra.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menilai persaingan bisnis di bidang e-commerce memang sangat dinamis, untuk itu bakar uang akan terus dilakukan.
Baca Juga: Platform Marketplace Kerek Biaya Layanan, Begini Tanggapan Asosiasi UMKM Indonesia
"Kebijakan untuk bakar uang sudah cukup mahal dan memang akan terus dilakukan demi meningkatkan gross merchandise value (GMV) e-commerce," katanya.
Secara teknikal, Nafan mencermati jika GOTO break di bawah level Rp 59 per saham, maka saham emiten teknologi ini akan menguji support di level Rp 54. Hingga akhir pedagangan Jumat (7/6), GOTO berada di level Rp 58.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News