kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BWPT ada utang Rp 215,4 M jatuh tempo tahun depan


Kamis, 25 September 2014 / 15:55 WIB
BWPT ada utang Rp 215,4 M jatuh tempo tahun depan
ILUSTRASI. CEO PT Edvisor Profina Visindo (Edvisor.id) - Praska Putrantyo /?Pho. DOK PRIBADI


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) perlu segera menyiapkan pendanaan. Pasalnya, emiten perkebunan ini mencatat utang sebesar Rp 215,41 miliar yang jatuh tempo di tahun depan. Dalam laporan keuangan semester satu perseroan, tertulis bahwa BWPT memiliki utang bank jangka pendek Rp 176,07 miliar dan lembaga bukan bank Rp 39,33 miliar.

Pertama, BWPT memiliki pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) senilai Rp 38,01 miliar berupa fasilitas kredit modal kerja. Kemudian, terdapat pula kredit modal kerja revolving Rp 100 miliar. Nah, dua pinjaman ini akan jatuh tempo 20 Februari 2015.

"Untuk kredit modal kerja ke BNI kami roll over setiap tahun," ungkap Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan BWPT, Kelik Irwantono, kepada KONTAN, Kamis, (25/9).

Kedua, BWPT juga memiliki utang dari PT Bank QNB Kesawan Tbk (BKSW) sebagai kredit untuk modal kerja pabrik kelapa sawit. Ini adalah fasilitas demand loan revolving sebesar US$ 1 juta. Jika menengok nilai tukar rupiah terhadap dollar di sekitar Rp 19.000 berarti pinjaman ini setara Rp 19 miliar. Selain itu, BWPT juga mengempit fasilitas demand loan Rp 8 miliar dari QNB. Utang ini akan jatuh tempo 31 Juli 2015.

Ketiga, emiten perkebunan ini juga punya utang dari PT Bank Jasa Jakarta sebesar Rp 406,08 juta. Utang yang dimanfaatkan untuk membeli satu mobil ini akan jatuh tempo di 7 November 2015.

Keempat, BWPT juga memiliki pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Pinjaman ini berupa fasilitas pembiayaan syariah. Terdapat pembiayaan modal kerja dengan akad Qard Wal Musyarakah senilai Rp 5 miliar untuk modal kerja perkebunan kelapa sawit. Selain itu, ada pula pembiayaan modal kerja dengan akad musyarakah sebesar Rp 35 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo Juli 2015.

Meski begitu, Kelik mengaku belum menyiapkan rencana pembayaran utang jatuh tempo BWPT di tahun depan. Menurutnya, terdapat beberapa kredit yang setiap tahun dialihkan ke tahun berikutnya.

Selain utang jangka pendek, BWPT memiliki utang bank jangka panjang sebesar Rp 2,5 triliun. Ada pula utang obligasi Rp 697,53 miliar. Kemudian, liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun Rp 179,37 miliar.

Liabilitas emiten perkebunan ini tercatat Rp 4,2 triliun dengan ekuitas Rp 2,34 triliun. Adapun, kas dan setara kas BWPT cuma Rp 51,75 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×