Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) terus fokus dalam meningkatkan penerapan praktik keberlanjutan atau environmental, social, and governance (ESG). Setelah berhasil mendapatkan sertifikasi keberlanjutan secara global dari The Planet Mark, Inggris, produsen beras merek Topi Koki ini sedang mengembangkan kulit padi (sekam) menjadi energi alternatif atau bahan bakar ramah lingkungan.
Upaya ini merupakan inisiatif HOKI terhadap kepedulian untuk terus menjaga kelestarian lingkungan. Direktur HOKI, Budiman Susilo mengatakan, sebagai perusahaan di bidang pangan, khususnya beras kemasan bermerek ini sangat peduli terhadap lingkungan. "Kami berupaya untuk terus fokus dalam praktik keberlanjutan ini, yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit padi untuk pembangkit listrik serta uji coba memprosesnya menjadi pellet untuk alternatif bahan bakar," ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa (11/5).
Dengan waste management yang baik, emiten beras ini sedang membangun alat untuk membentuk pellet dari sisa kulit padi yang dimiliki untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. HOKI dapat memproduksi pellet dengan menggunakan mesin yang dimiliki di pabrik Subang, Jawa Barat.
Dengan semakin banyak kulit padi yang dihasilkan dari gabah basah, akan semakin banyak yang dapat diolah menjadi pellet yang selanjutnya bisa dijual ke berbagai perusahaan sebagai alternatif bahan bakar. Oleh karena itu, pellet ini juga dapat menjadi tambahan pendapatan untuk HOKI di masa mendatang.
Baca Juga: Analis ini rekomendasikan beli saham Buyung Poetra (HOKI), simak ulasannya
Selain diolah menjadi pellet, limbah kulit padi ini juga sudah digunakan HOKI sebagai bahan untuk pembangkit listrik. Dia menjelaskan, pihaknya sudah selesai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sekam di Sumatra Selatan pada tahun 2020 dan telah beroperasi.
"Berbagai upaya yang dilakukan HOKI ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan limbah dari produksi beras sebagai nilai tambah dan turut berkontribusi dalam lingkungan keberlanjutan,” tambah dia.
Sebagai informasi penjualan neto HOKI hingga akhir Desember 2020, sebesar Rp 1,17 triliun. Realisasi itu terkoreksi sebesar 29,03% yoy. Hal ini disebabkan selama tahun 2020 merupakan tantangan bagi setiap industri, termasuk HOKI. Banyak terdapat pembatasan sosial di berbagai daerah sehingga penjualan beras perusahaan turut kena dampak.
Baca Juga: Ini jurus Sido Muncul (SIDO) dan Buyung Poetra (HOKI) penuhi permintaan jelang puasa
Namun, HOKI terus berupaya dengan tidak hanya menjual beras di pasar tradisional dan pasar modern saja, melainkan juga secara online. Adanya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada kontribusi penjualan HOKI, yaitu saat ini didominasi oleh pasar modern dibandingkan dengan pasar tradisional.
Kontribusi penjualan dari pasar modern sebesar 50,20%, sedangkan pasar tradisional sebesar 23,67%, dan lain-lain 26,13%. Saat ini HOKI juga sedang dalam perencanaan untuk meluncurkan produk baru berupa produk consumer goods melalui anak usahanya PT Distribusi Hoki Niaga.
Seiring dengan mulai membaiknya kondisi pandemi ini, Buyung Poetra telah mempersiapkan strategi-strategi yang dapat mendukung kinerja yang lebih baik pada tahun 2021 ini. Perusahaan juga akan terus meningkatkan dan konsisten dalam praktik lingkungan keberlanjutan.
"Hal ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan. Ke depannya HOKI optimis akan mendapatkan kinerja yang lebih baik diiringi dengan praktik ESG yang baik,” tutup Budiman.
Baca Juga: Sejumlah produsen beras mengamankan stok menjelang Ramadan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News