Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Buyung Poetra Sembada Tbk ingin terus berekspansi. Calon emiten yang merupakan produsen beras premium ini berencana menambah dua pabrik baru paddy to rice. Nantinya, pabrik itu masing-masing akan memiliki kapasitas 20 ton per jam.
"Kami mencanakan antara Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah," ucap Direktur Utama Buyung Potra Sukarto Buyung, Rabu, (18/11).
Pembangunan 2 pabrik tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 80 miliar sampai Rp 100 miliar. Untuk investasi satu pabriknya saja dibutuhkan Rp 40 miliar per pabrik. Sementara tanahnya yakni sekitar Rp 5 miliar. Adapun, luas lahan yang dibutuhkan berkisar di 1 hektar sampai 2 hektar.
Manager Keuangan Buyung Poetra Kurniadi mengungkapkan, pembangunan 1 pabriknya akan dilakukan tahun depan. Lalu di 2017, Buyung Poetra akan membangun 1 pabrik lagi.
Meski begitu, dana pembangunan pabriknya tidak akan bersumber dari Initial Public Offering (IPO) perseroan. Kurniadi mengatakan, Buyung Poetra akan mengandalkan kas internal. Apalagi jumlah investasinya yang masih fleksibel.
Saat ini, Buyung Poetra memiliki 1 line mesin bad rice to good rice dengan kapasitas 5 ton per jam di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Lalu ada pula 2 line bad rice to good rice dengan kapasitas masing-masing 10 ton dan 20 ton per jam di Subang.
Buyung Poetra pun akan memiliki tambahan 1 line mesin paddy to rice dengan kapasitas 20 ton per jam tahun depan. Sehingga, total kapasitas di Subang menjadi 50 ton per jam.
Pada 2016, Buyung Poetra menargetkan raihan laba Rp 72 miliar. Angka tersebut meningkat sekitar 30,9% sampai 44% dari proyeksi laba tahun ini di Rp 50 miliar sampai Rp 55 miliar. Kemudian, penjualannya di target tumbuh 53,84% dari Rp 650 miliar ke posisi Rp 1 triliun. Gross margin perseroan pun diperkirakan mencapai 22% tahun depan.
Untuk aksi penawaran saham perdananya, Buyung Poetra akan melepas 710 juta saham atau setara 30,08% modal ditempatkan dan disetor penuh. IPO Buyung Poetra dipatok dengan harga Rp 420 sampai Rp 500 per saham. Sehingga emiten ini akan meraup dana sekitar Rp 298,2 miliar sampai Rp 355 miliar.
Sampai semester pertama tahun ini, Buyung Poetra mengantongi laba Rp 45,95 miliar atau melonjak 314,33% dari Rp 11,09 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Kurniadi menjelaskan, perseroan menjual saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) dan meraih untung ditambah dividen senilai Rp 29 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News