Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukit Uluwatu Tbk (BUVA) langsung tancap gas meraup pendapatan sebanyak-banyaknya pada tahun ini. Salah satu aset penjualan yang bakal menyokong pendapatan terbesar BUVA adalah penjualan kavling areal penginapan seluas 13 hektare di Bintan Baru.
Menurut Direktur Keuangan PT Bukit Uluwatu Tbk (BUVA) John D. Rasjad, dari 12 kavling areal yang tersedia, BUVA memperkirakan tujuh kavling bisa terjual pada kuartal III tahun ini. BUVA sendiri telah mengalokasikan sekitar 48% dari hasil dana IPO untuk pembelian lahan di Bintan.
"Dengan menaksir satu kavling seluas 3.000 m2, kami akan jual seharga S$ 1,5 juta per kavling," ujar John ketika dihubungi KONTAN, kemarin (13/8). Dus, total taksiran perolehan penjualan BUVA untuk tahap pertama areal penginapan di Bintan mencapai Sin$ 10,5 juta atau setara dengan Rp 70 miliar.
Selain itu, lanjut John, pendapatan dari sewa villa di Bali juga akan menyokong kinerja keuangan BUVA di kuartal III. Maklum, pada akhir Juli 2010, okupansi villa milik BUVA telah mencapai 90%. Kondisi ini dipengaruhi oleh momen liburan pada tengah tahun. "Masa peak season ini biasanya akan berlangsung hingga Oktober," ujar John.
Hingga semester I tahun 2010, John mengaku, pertumbuhan kinerja BUVA belum terlihat. Sayangnya, dia enggan memperinci angka pasti pendapatan dan laba bersih yang telah diperoleh BUVA sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Meski demikian, John optimistis target pendapatan di akhir tahun sebesar Rp 183 miliar atau naik hampir 300% dari pendapatan tahun 2009, bisa tercapai. Sebab, pendapatan dari penjualan lahan di Bintan dan penyewaan hotel dan villa di Bali, ditaksir bisa mengkotribusi 65% dari total pendapatan BUVA sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News