CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bursa saham China terdongkrak stimulus moneter


Rabu, 11 Februari 2015 / 15:01 WIB
Bursa saham China terdongkrak stimulus moneter
ILUSTRASI. Patung raksasa KAWS yang berada di kawasan Candi Prambanan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menuai kontroversi karena berlokasi di situs bersejarah.Foto : Instagram @KAWS/ Brian Donnelly


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

BEIJING. Bursa saham China diperkirakan bakal melonjak hingga 20% didorong kebijakan stimulus dan reformasi yang dilakukan untuk sejumlah perusahaan milik negara. Pada penutupan perdagangan Rabu (11/2), Shanghai Composite Index menguat 0,5%. 

Chief Investment Officer (CIO) Ping An Russell Investment Management (Shanghai) Co, perusahaan joint venture antara Ping An Insurance (Group) Co dan Russell Investments Ltd, Brian Ingram memprediksi, sejumlah perusahaan akan mengalami kenaikan pendapatan pada semester kedua tahun ini. 

Kenaikan pendapatan menjadi efek positif dari diturunkannya suku bunga oleh otoritas moneter China. Ditambah dengan upaya pemerintah China untuk mendorong perusahaan milik negara memperluas ekspansi di luar negeri. 

Stimulus ekonomi yang dilakukan oleh Bank Sentral China juga bakal mendorong kinerja perusahaan China. Sebelumnya Bank Sentral China telah menurunkan syarat cadangan wajib perbankan, seiring dengan turunnya ekspor dan industri manufaktur.  "Kami tidak akan terkejut jika ada penguatan hingga 20%," kata Ingram.  

Prediksi Ingram ini berbanding terbalik dengan perkiraan sejumlah bank global termasuk JPMorgan Chase & Co. Perusahaan ini menilai akan ada penurunan bursa saham di China. Penurunan terjadi disebabkan adanya kekhawatiran, bahwa stimulus moneter akan kehilangan potensinya menggerakkan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×