Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham-saham di China daratan ditutup pada level tertinggi empat minggu pada Selasa (5/11). Setelah Perdana Menteri China Li Qiang menyatakan keyakinannya terhadap pemulihan ekonomi negara tersebut, didukung oleh data terbaru yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Dalam sambutannya pada pembukaan China International Import Expo, Li menyatakan optimisme bahwa China akan mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini, serta menekankan bahwa pemerintah memiliki alat fiskal dan moneter yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan.
Baca Juga: Bursa Saham China Menguat pada Perdagangan Senin (4/11), Menjelang Pemilu AS
Sentimen pasar juga membaik setelah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa di China tumbuh dengan laju tercepat dalam tiga bulan terakhir pada Oktober.
Namun, pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tetap menjadi fokus utama pasar global, dengan hasil jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.
Indeks Shanghai Composite naik 2,32% menjadi 3.386,99 poin, sedangkan indeks CSI 300 yang berisi saham-saham blue-chip melonjak 2,53% ke 4.044,57 poin. Kedua indeks ini mencapai level tertinggi sejak 8 Oktober.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 2,14% menjadi 21.006,97 poin, level penutupan terkuat sejak 14 Oktober. Indeks Hang Seng China Enterprises naik 2,56% ke 7.556,62 poin.
Baca Juga: Indeks Nikkei Jepang Bangkit Seiring Bersinarnya Saham Berprospek Kuat Selasa (5/11)
Sebagai bagian dari kebijakan untuk mendorong industri manufaktur AS, Trump berjanji akan mengenakan tarif lebih dari 60% pada produk dari China jika terpilih.
Rencana tarif dan kebijakan pajak ini dinilai dapat mendorong inflasi sehingga berpotensi menjaga suku bunga AS tetap tinggi dan melemahkan mata uang mitra dagang.
"Tarif langsung AS pada impor dari China mungkin tidak berdampak sebesar 2018, tetapi kebijakan rantai pasokan ketat atau tarif yang menyasar negara perantara berpotensi merusak ekonomi China secara lebih luas," kata Jon Harrison, Direktur Strategi Makro EM di TS Lombard.
"Sementara itu, perubahan arah Beijing dalam hal stimulus, termasuk fokus pada dukungan ekuitas dan peningkatan konsumsi, akan membantu meredam dampak pasar," tambahnya.
Baca Juga: Bursa Saham Australia Ditutup Turun Selasa (5/11), Setelah RBA Pertahankan Suku Bunga
Di tempat lain, para pembuat undang-undang China sedang mengkaji rancangan undang-undang untuk menaikkan batas utang pemerintah daerah, guna menggantikan utang tersembunyi yang ada. Pertemuan ini dimulai pada Senin, dilaporkan oleh media pemerintah Xinhua.
Selanjutnya: Michelin Akan Tutup Dua Pabrik di Prancis Tahun 2026
Menarik Dibaca: Hujan Ringan Mulai Siang, Berikut Prediksi Cuaca Besok (6/11) di Banten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News