Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tertekan dan mundur dari dekat level tertinggi tujuh tahun setelah pasar saham Asia tumbang.
Mata uang Garuda melemah 0,1% ke level Rp 8.548 per dolar AS hingga pukul 4 sore di Jakarta. Padahal, pada perdagangan pagi, rupiah sempat menguat 0,1% ke posisi Rp 8.528 per dollar AS. Adapun, pada 8 Juni lalu, rupiah sempat menyentuh level terkuat sejak Maret 2004 di Rp 8.499 per dolar AS.
Bursa regional jatuh di tengah spekulasi penyelesaian krisis utang Eropa akan memakan waktu lebih lama. Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1%, menghapus reli yang terjadi di awal perdagangan. Sesi darurat pertemuan menteri keuangan Eropa di Brussels kemarin gagal mengambil keputusan terkait rencana dana bailout baru bagi Yunani.
Kemarin, Menteri Keuangan Luxembourg Luc Frieden menyebut, persetujuan untuk bailout kedua Yunani mungkin akan tertunda hingga Juli mendatang.
Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menilai pelemahan rupiah digerakkan oleh kinerja saham dan mata uang Asia. "Krisis utang Eropa belum berakhir, dan market masih khawatir," ujarnya.
Sore ini, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang berakhir Juli 2021 naik satu basis poin ke 7,41%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News