kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.305   13,00   0,08%
  • IDX 7.071   26,13   0,37%
  • KOMPAS100 1.029   6,30   0,62%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   2,89   1,29%
  • IDX30 416   0,03   0,01%
  • IDXHIDIV20 490   -1,38   -0,28%
  • IDX80 116   0,64   0,55%
  • IDXV30 119   1,09   0,92%
  • IDXQ30 135   -0,72   -0,53%

Bursa Global Senin (2/6): Wall Street Terkoreksi, Dolar Loyo Saat AS-China Memanas


Senin, 02 Juni 2025 / 22:52 WIB
Bursa Global Senin (2/6): Wall Street Terkoreksi, Dolar Loyo Saat AS-China Memanas
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., May 30, 2025. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Indeks saham Wall Street memulai bulan Juni dengan pelemahan, mengikuti tren bursa global yang juga terkoreksi akibat meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Ketidakpastian menjelang rilis data tenaga kerja AS serta kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa turut menekan sentimen pasar.

Pada perdagangan Senin (2/6), Dow Jones Industrial Average turun 211,67 poin atau 0,50% ke level 42.058,40.

S&P 500 terkoreksi 15,20 poin atau 0,26% ke 5.896,49, sementara Nasdaq Composite melemah tipis 12,94 poin atau 0,07% ke 19.100,83.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Memerah Senin (2/6), Setelah Trump Ancam Naikkan Tarif Baja

Kekhawatiran pasar mencuat setelah Presiden AS Donald Trump menuding China melanggar kesepakatan pengurangan tarif atas mineral penting.

Beijing membantah tudingan itu dan mengancam akan mengambil tindakan balasan.

“Ketidakpastian seperti ini membuat investor enggan mengambil risiko. Pasar bingung dengan arah kebijakan Presiden Trump yang kerap berubah-ubah,” ujar Oliver Pursche, Senior VP Wealthspire Advisors, di New York.

Sentimen negatif diperkuat oleh data ekonomi AS. Sektor manufaktur mencatat kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan pada Mei. Sementara belanja konstruksi justru turun di bulan April, meleset dari ekspektasi pasar.

Baca Juga: China Menolak Tuduhan Trump tentang Pelanggaran Kesepakatan Jenewa

Dari pasar global, bursa saham Eropa dan Asia juga terkoreksi. Indeks STOXX 600 turun 0,22% dan FTSEurofirst 300 melemah 0,20%.

Bursa Asia pun ikut tertekan, dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang ditutup turun 0,27%. Nikkei Jepang turun 1,30% ke 37.470,67.

Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya, menyusul kekhawatiran dampak kebijakan dagang terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Indeks dolar turun 0,7% ke 98,66. Euro menguat 0,84% ke US$ 1,1442, sementara yen Jepang menguat 0,97% terhadap dolar ke 142,64.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik tipis 0,4 basis poin menjadi 4,42%.

Yield obligasi 30 tahun naik ke 4,9552%, sedangkan yield obligasi 2 tahun justru turun menjadi 3,908%, mencerminkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed.

Baca Juga: The Fed Buka Peluang Pangkas Suku Bunga 2025, Meski Trump Genjot Tarif

Sementara itu, harga minyak mentah melonjak setelah OPEC+ memutuskan mempertahankan rencana peningkatan produksi Juli.

Harga minyak WTI naik 3,01% ke US$ 62,62 per barel dan Brent menguat 2,98% ke US$ 64,64 per barel.

Harga emas pun ikut menanjak seiring meningkatnya permintaan aset lindung nilai. Harga emas spot naik 2,64% ke US$ 3.376,24 per ons troi dan emas berjangka AS menguat 2,6% ke US$ 3.374,50 per ons.

Di pasar logam industri, harga aluminium dan baja melonjak akibat ancaman tarif baru dari Trump, sementara tembaga menguat 1,28% ke US$ 9.620 per ton di London Metal Exchange (LME).

Selanjutnya: MK Putuskan SD-SMP Swasta Gratis, Pengamat Paramadina Beri Catatan Ini

Menarik Dibaca: Pasar Saham dan Obligasi Hancur, Robert Kiyosaki Bilang Orang Rame-Rame Beli Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×