Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
Sebelumnya Direktur Pengembangan Hasan Fawzi menjelaskan IDXVALUE30 dan IDXGrowth30 dipilih berdasarkan anggota konstituen IDX80 sehingga salah satu pra-syarat masuk indeks ini karena kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditasnya yang sudah terpercaya.
“Selama ini kalau investor mau cari saham-saham murah, biasanya akan berujung pada saham second atau third liner yang murah tapi enggak likuid. Atas latar belakang ini bursa menyediakan indeks baru sebagai underlying investor dan fund manager,” jelasnya.
Hasan menegaskan terpilihnya saham-saham yang masuk dalam konstituen indeks value dan growth bukanlah yang termahal atau termurah di seluruh pasar, tapi khusus yang berada di IDX80.
Baca Juga: Manajer investasi sambut positif rencana BEI hapus biaya transaksi reksadana ETF
Selain itu mengenai indeks hijau (green index) masih dalam tahap persiapan. Namun, Hasan menjelaskan ESG ini sudah memiliki scoring yang sudah diakui oleh investor potensial. Nantinya skema scoring ada beberapa opsi, bisa dengan mengambil 30 saham terbaik sehingga menjadi top30 ESG investment, atau bisa juga dari likuiditasnya.
Hasan menceritakan sedkit latar belakang dibuatnya green index karena saat ini indeks hijau baru Sri Kehati yang punya. Di samping itu, BEI juga mendapat banyak permintaan dari fund manager yang sudah selektif mulai berinvestasi di saham-saham hijau.
Baca Juga: BEI terapkan aturan free float, begini rekomendasi analis
Beberapa kunci penting emiten hijau ini adalah secara transparan punya scoring compliance yang sesuai dengan standard keberpihakan pada lingkungan. Jadi nanti saham emiten sektor tembakau atau batubara kemungkinan besar tidak bisa masuk dalam indeks ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News