kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.331.000   32.000   1,39%
  • USD/IDR 16.611   0,00   0,00%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Bursa Asia Tumbang Akibat Tensi Global, Ini Rekomendasi Saham Aman Versi Analis


Selasa, 14 Oktober 2025 / 03:44 WIB
Bursa Asia Tumbang Akibat Tensi Global, Ini Rekomendasi Saham Aman Versi Analis
ILUSTRASI. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memicu lonjakan ketidakpastian di pasar global. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Rashif Usman | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Sementara dari sektor perbankan besar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi pilihan utama. Chory bilang sektor perbankan tetap menjadi tulang punggung perekonomian domestik.

Dengan valuasi yang sudah berada di bawah rata-rata lima tahun terakhir serta kualitas aset yang terjaga, saham-saham bank besar layak dikoleksi secara bertahap, terutama bagi investor jangka menengah hingga panjang.

Secara prospek, saham-saham defensif tersebut dinilai cenderung stabil dan berpotensi mengungguli kinerja indeks jika volatilitas global meningkat.

"Sektor poultry dan properti akan diuntungkan oleh tren penurunan suku bunga, sementara perbankan besar diperkirakan tetap membukukan pertumbuhan laba yang solid berkat efisiensi dan ekspansi kredit konsumtif," kata Chory kepada Kontan, Senin (13/10/2025).

Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi juga menilai saham defensif masih jadi strategi aman di tengah ketidakpastian global. Ia menyebut sektor konsumsi primer seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menarik untuk diperhatikan.

Selain itu, sektor telekomunikasi lewat saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan sektor kesehatan seperti PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) serta PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga dinilai defensif.

Baca Juga: IHSG Turun 0,37% ke 8.227 pada Senin (13/10), Net Buy Asing Rp 2,29 Triliun

Menurut Wafi, kinerja sektor-sektor tersebut relatif stabil karena ditopang konsumsi domestik, bukan ekspor, sehingga tidak terlalu terpengaruh isu geopolitik atau fluktuasi global.

Saham-saham tersebut, lanjutnya, juga memiliki cash flow kuat dan dividend yield menarik.

"Cocok buat jaga portofolio saat market rawan profit taking," ujar Wafi kepada Kontan, Senin (13/10).

Ia menambahkan, prospek saham-saham tersebut masih menarik terutama jika inflasi terkendali dan suku bunga mulai turun. Sektor konsumsi berpotensi rebound di akhir kuartal 2025 seiring naiknya belanja akhir tahun, sementara TLKM diuntungkan tren digitalisasi dan peningkatan trafik data. Saham kesehatan juga mulai pulih setelah tekanan margin di awal tahun.

Wafi menyarankan pelaku pasar untuk tetap mencermati saham defensif hingga volatilitas global mereda, setidaknya hingga awal 2026 saat arah kebijakan suku bunga dan geopolitik lebih jelas. Setelah itu, investor bisa mulai rotasi ke sektor siklikal.

Tonton: IHSG Bisa ke 8.500 atau 7.700

Adapun Chory merekomendasikan CPIN, CTRA, dan BBCA dengan target harga masing-masing Rp 6.400, Rp 1.600, dan Rp 11.900 per saham untuk jangka 6–12 bulan ke depan.

Sementara itu, Wafi menyarankan buy untuk ICBP, TLKM, UNVR, dan HEAL dengan target harga Rp 9.800, Rp 3.500, Rp 2.400, dan Rp 1.650 per saham.

Selanjutnya: Rupiah Melemah Tipis, Tapi Peluang Rebound Terbuka Jika Terjadi Hal Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×