Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Senin (13/10/2025). Pukul 08.18 WIB, indeks Kospi turun 36,30 poin atau 1,01% ke 3.574,19, ASX 200 turun 55,43 poin atau 0,62% ke 8.903,60, Straits Times turun 55,05 poin atau 1,26% ke 4.371,12 dan FTSE Malaysia turun 15,73 poin atau 0,95% ke 1.606,88.
Mengutip Reuters, Senin (13/10/2025), bursa Asia melemah setelah komentar pedas baru mengenai perang dagang AS-China meresahkan pasar dengan valuasi yang sudah tinggi, meskipun ada tanda-tanda sentimen risiko telah stabil dengan penguatan saham berjangka Wall Street.
Bursa di Jepang dan Amerika Serikat libur, dan membuat perdagangan awal yang bergejolak dan ketidakpastian politik masih menyelimuti aset-aset Jepang dan Eropa.
Baca Juga: Bursa Asia Labil Jumat (10/10) Pagi, Komoditas Istirahat Usai Reli, Yen Jadi Sorotan
Meskipun Presiden AS Donald Trump telah mengancam tarif 100% terhadap China mulai 1 November, ia terdengar lebih lunak selama akhir pekan, dengan menyatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan AS tidak ingin "menyakiti" China.
Beijing pada hari Minggu membela pembatasan ekspor unsur tanah jarang dan peralatannya sebagai respons terhadap agresi AS, tetapi tidak sampai mengenakan pungutan baru pada produk-produk AS.
"Kami memperkirakan resolusi akhir akan berupa perpanjangan jeda tarif saat ini setelah 10 November beserta beberapa konsesi baru namun terbatas dari kedua belah pihak," tulis Jan Hatzius, kepala ekonom di Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
"Namun, langkah kebijakan baru-baru ini menunjukkan hasil yang lebih luas daripada yang terjadi sebelum perundingan AS-China sebelumnya, dengan kemungkinan konsesi yang lebih besar tetapi juga risiko pembatasan ekspor baru yang substansial dan tarif yang lebih tinggi, setidaknya untuk sementara."
Baca Juga: Euforia AI Panaskan Bursa Asia Kamis (9/10), Geopolitik Mereda Tekan Harga Minyak
Banyak pemimpin dunia, termasuk Trump, dijadwalkan bertemu di Mesir pada hari Senin untuk membahas rencana gencatan senjata di Gaza.
Pasar saham Jepang menghadapi masalah tersendiri dengan naiknya pemimpin baru LDP, Sanae Takaichi, menjadi perdana menteri yang kini diragukan. Hal ini berkontribusi pada penguatan tajam yen dan penurunan 5% pada indeks berjangka Nikkei pada hari Jumat.
Selanjutnya: ESG Vale Indonesia (INCO): Menghidupkan Kembali Lahan Berkandungan Logam Berat
Menarik Dibaca: Simak Proyeks iIHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini dari Sinarmas Sekuritas (13/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News