kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Bursa Asia pagi ini tak bersemangat


Kamis, 27 Februari 2014 / 09:03 WIB
Bursa Asia pagi ini tak bersemangat
ILUSTRASI. Agen asuransi bertatap muka dengan nasabah dengan tetap menjalani protokol kesehatan di kantor asuransi jiwa BRI Life, Jakarta, Jumat (21/5/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia mengalami penurunan pagi ini (27/2). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 09.56 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4%.

Kondisi itu dipicu oleh penurunan sejumlah indeks acuan di kawasan regional. Indeks Topix Jepang, misalnya, turun 0,5%. Sementara, penurunan juga terlihat pada indeks S&P/ASX 200 Australia yang turun 0,5%. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan tak banyak mencatatkan perubahan.

Salah satu penyebab penurunan bursa Asia adalah pelemahan sejumlah mata uang emerging market. Won merupakan di antaranya. Pagi ini, won Korea Selatan melemah 0,4%. Selain itu, aussie Australia juga melemah 0,4%.

Selain itu, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan mengenai perlambatan ekonomi China dan emerging market. Beredar pula mengenai spekulasi bahwa dalam testimoninya pada hari ini di hadapan Senat AS, Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen akan menegaskan untuk melanjutkan langkah pemangkasan stimulus.

"Market saat ini dalam posisi menunggu perkembangan terbaru. Perlambatan ekonomi di China, risiko pada ekonomi emerging dan pertanyaan seberapa kuat proses pemulihan ekonomi AS menjadi isu-isu yang tengah diperhatikan pasar saat ini," urai Stephen Halmarick, head of investment market research Colonial First State Global Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×