kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sempatkan melirik lima isu hangat hari ini!


Kamis, 27 Februari 2014 / 06:10 WIB
Sempatkan melirik lima isu hangat hari ini!
ILUSTRASI. Konsumen memilih pakaian di salah satu gerai umkm di mal Jakarta, Kamis (12/5). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/05/2022.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah topik hangat yang dapat dilirik sebelum melakukan transaksi:

- Banjir peminat sukri, agen tambah kuota

Permintaan sukuk ritel (sukri) seri SR-006 membanjir.  Hingga hari kedelapan, total penjualan mencapai 80% dari target indikatif yang diajukan 28 agen penjual.

Kepala Sub Direktorat Pelaksanaan Transaksi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Wien Irwanto bilang, agen penjual membidik penjualan SR-006 senilai Rp 18,5 triliun. Artinya, permintaan yang masuk sudah mencapai Rp 14,8 triliun.

Adapun target agen penjual masih berada di area target internal DJPU, yaitu berkisar Rp 15 triliun–Rp 20 triliun.

Wien memerinci, mayoritas pembeli masih berasal dari investor Jakarta, yaitu sekitar 50%. Lalu, 40% investor asal Indonesia bagian Barat, di luar Jakarta. Sisanya, investor dari Indonesia bagian Timur dan Tengah. "Total ada 25.000 investor. Target kami tahun ini menggaet 30.000 investor," ujarnya, Rabu (26/2).

Tingginya minat investor terlihat dari beberapa agen penjual yang mengajukan penambahan kuota (upsize) dari  target awal. Meski tak memerinci, Wien mengaku, jumlahnya sekitar 10 agen penjual.

- Profit taking, harga emas turun

Harga emas cenderung menguat dalam beberapa hari belakangan. Namun, kemarin, harga emas mengalami koreksi. Para analis menyebut penyebabnya adalah data tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) yang menyusut.

Harga emas menurun 0,17%  ke US$ 1.340,4 per troi ons untuk pengiriman April 2014 di Commodity Exchange New York, kemarin, sampai pukul 17.45 WIB. Namun jika dihitung dalam sepekan, harga emas masih naik 1,51%.

Menurut Nanang Wahyudin, analis PT SoeGee Futures, kenaikan harga emas sudah terlalu tinggi. Akibatnya, pasar, kemarin, melakukan aksi profit taking dalam jangka pendek. Apalagi, data tingkat kepercayaan konsumen di AS kurang menggembirakan.

Tingkat kepercayaan konsumen AS per Februari 2014 hanya di level 78,1, lebih rendah dari estimasi sebesar 80,2. Angka ini juga jauh lebih rendah dari data tingkat kepercayaan konsumen AS per Januari 2014 yang berada di 79,4. Sementara, indeks harga rumah AS sesuai dengan prediksi yakni di 7,7%. "Pelaku pasar kini sedang mengevaluasi perekonomian AS yang sedang terhambat karena faktor cuaca," ujar Nanang.

Tapi, dalam jangka panjang, harga emas masih berpotensi naik. Indeks kepercayaan konsumen AS yang menurun tersebut membuat pelaku pasar beranggapan ekonomi  AS sedang  melambat.

Akibatnya, kata Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division Monex Investindo Futures, minat investor untuk masuk ke pasar berisiko menjadi tertahan. Sementara itu, emas masih dipercaya oleh pelaku pasar sebagai safe haven.

- Posisi rupiah

Rupiah bergerak mixed. Di pasar spot,  pasangan USD/IDR turun 0,14% ke 11.648. Sedangkan, di kurs tengah Bank Indonesia, pasangan USD/IDR naik ke 0,42% ke 11.669.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri,  Reny Eka Putri mengatakan, secara umum rupiah masih menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ia menambahkan, rupiah  menguat karena faktor eksternal terutama dari AS. Ia bilang, indeks tingkat kepercayaan konsumen AS bulan Januari turun dari 79,4 ke 78,1.Data ini membawa sentimen negatif bagi dollar AS.

Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian menambahkan, penguatan rupiah bersifat terbatas. Hingga hari ini, pasar masih bersikap wait and see terhadap sejumlah data penting baik dari domestik maupun eksternal.

Apalagi, The Fed akan memberi testimoni perkembangan ekonomi AS. Namun, respon pasar terhadap review The Fed itu, baru pada Jumat (28/2) pagi waktu Indonesia.

Karena itu, kedua analis ini masih memproyeksikan, rupiah akan menguat terhadap dollar AS. Christian memprediksi, hari ini pasangan USD/IDR akan di 11.620-11.680. Sedangkan, Reny memproyeksikan, pairing USD/IDR di 11.610-11.715.

- Posisi IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah di hari ketiga pekan ini. IHSG turun 0,97% ke 4.532,72 pada Rabu (26/2). Begitu juga dengan indeks MSCI Asia Pasific yang menyusut 0,1% ke 138,01 pada pukul 16.34 waktu Hong Kong.

Data tingkat kepercayaan konsumen di Amerika Serikat yang lebih rendah dari bulan sebelumnya menurut analis menjadi faktor yang menjatuhkan IHSG. Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat menjelaskan, data ini membuat indeks Dow Jones melemah dan berimbas pada IHSG.

Analis Magnus Capital, Eric Ng mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk pola three black crows mengindikasikan penurunan lebih lanjut. "Indikator stochastic deadcross dan RSI bergerak turun," kata dia.

Hari ini, Lanjar memperkirakan IHSG akan terimbas sentimen data  tingkat pengangguran Jerman yang menurun. Jika prediksi benar, maka hal ini akan membawa sentimen positif bagi IHSG. Apalagi, inflasi di Jerman juga membaik.

Eric memproyeksikan, IHSG akan  bergerak melemah di area 4.460-4.560. Lanjar juga memperkirakan, IHSG cenderung melemah pada kisaran 4.509-4.560.  Pilihan saham menurut dia, ACES, EXCL, INCO, dan SIMP.

- Posisi Wall Street

Bursa AS berakhir flat pada transaksi perdagangan tadi malam (27/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik kurang dari 1 poin ke posisi 1.845,16. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average  naik 0,1% menjadi 16.198,41.

Transaksi tadi malam melibatkan 6,9 miliar saham. Angka tersbeut 7% di atas volume transaksi rata-rata 30 harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×