Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Bursa saham Asia melanjutkan reli yang mengirim pasar saham global untuk penguatan terbesar dalam 3,5 tahun. Ditopang penguatan saham Jepang dan perusahaan bahan baku.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,5% menjadi 119,07 pada 09:02 pagi di Tokyo, Senin (25/1) dengan saham bahan material dan saham-perawatan kesehatan memimpin penguatan. Indeks Topix Jepang naik 1,1% karena pasar di seluruh wilayah melanjutkan kenaikan yang dimulai setelah Presiden ECB Mario Draghi mengisyaratkan mungkin meningkatkan dukungan ekonomi.
Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda, yang memutuskan kebijakan pada 29 Januari, mengecilkan dampak perputaran pasar baru pada ekonomi, sementara pedagang memprediksi Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunganya ketika melakukan pertemuan di pekan ini.
Indeks MSCI Asia Pacific masih turun 9,7% tahun ini, sementara Shanghai Composite telah jatuh 18% karena investor menurunkan aset berisiko di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan kenaikan dalam harga minyak serta komoditas lainnya.
Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4% pada hari ini. Indeks acuan Selandia Baru naik 0,7% dan Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 1,1%. Pasar saham di China dan Hong Kong belum memulai trading. Indeks berjangka Hang Seng dan Hang Seng China Enterprises naik 1,3% di sebagian besar perdagangan terakhir, sementara kontrak pada Indeks berjangka FTSE China A50 naik 1,2%.
Saham China menguat pada hari Jumat (22/1) karena saham produsen energi melonjak pada harga minyak yang lebih tinggi dan setelah pemerintah mengisyaratkan akan mengekang kelebihan kapasitas dalam industri seperti batubara yang telah menyeret turun pertumbuhan ekonomi. Shanghai Composite naik 1,3%, sedangkan Hang Seng China Enterprises naik 3,4%.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,1% pada Senin. Indeks ekuitas AS naik 2% pada Jumat, yang terbesar sejak 4 Desember, sedangkan Indeks MSCI All-Country World membukukan hari terbaiknya sejak Juni 2012.
Saham energi menguat di Asia, minyak berfluktuasi mendekati level US$ 32 per barel menyusul reli dua hari tertajamnya dalam lebih dari tujuh tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News