kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Menghijau, Didukung Pelemahan Dolar AS dan China Cabut Aturan Karantina


Selasa, 27 Desember 2022 / 10:26 WIB
Bursa Asia Menghijau, Didukung Pelemahan Dolar AS dan China Cabut Aturan Karantina
ILUSTRASI. Bursa Asia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia naik pada Selasa (27/12) pagi, setelah China mengatakan akan mencabut persyaratan karantina bagi pelancong yang datang. Melonggarkan kontrol perbatasan tiga tahun yang bertujuan untuk membatasi Covid-19.

Melansir Reuters, indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,5%. Bluechip China naik 0,6% dan indeks saham Nikkei Jepang naik 0,43%. Pasar di beberapa wilayah termasuk Hong Kong dan Australia tetap tutup pada hari Selasa.

China akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk untuk melakukan karantina mulai 8 Januari, kata Komisi Kesehatan Nasional, Senin (26/12).

Chaoping Zhu, analis pasar global dan Manajemen Aset JPMorgan mengatakan, langkah kebijakan terbaru dari China mengindikasikan aktivitas ekonomi di sebagian besar kota besar dapat kembali normal dengan sangat cepat, yang sangat positif bagi investor.

"Sebagian besar kota di China dapat pulih dari gelombang pertama wabah Covid-19 terbaru pada Januari... ini akan lebih cepat dari yang diperkirakan orang," katanya, seraya menambahkan ada kekhawatiran wabah akan berlangsung lebih lama dan membebani perekonomian, tetapi perkembangan itu secara umum lebih baik dari yang diharapkan.

Baca Juga: IHSG Dibuka Naik 0,63% ke Level 6.878,97 pada Perdagangan Selasa (27/12)

Zhu juga mengatakan pembukaan kembali China akan mengangkat sektor konsumen dan jasa di luar negeri, terutama di Asia Tenggara yang berdekatan.

Turis yang datang telah pulih 60% hingga 70% pada November untuk banyak negara ASEAN, kata Zhu, mengutip penelitian internal, tetapi masih ada jarak antara sekarang dan 2019 sebelum pandemi.

"Kesenjangan ini akan diisi oleh turis China. Ini adalah bagian terakhir dari teka-teki," ujarnya.

Sementara itu, dolar AS bergerak melemah secara luas pada hari Selasa. Sedangkan mata uang Australia dan Selandia Baru melonjak karena selera risiko tumbuh setelah China membatalkan aturan karantina.

Di tempat lain, harga minyak mentah naik pada perdagangan tipis pada hari ini, di tengah kekhawatiran bahwa badai musim dingin di seluruh AS mempengaruhi logistik dan produksi produk minyak bumi dan minyak serpih.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Enam Saham Rekomendasi BNI Sekuritas Selasa (27/12)

Minyak mentah Brent naik 73 sen, atau 0,9%, menjadi US$84,65 per barel pada 0122 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$80,41 per barel, naik 85 sen, atau 1,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×