Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Bursa saham Asia merosot, Selasa (19/1) dengan pasar saham di Jepang dan Australia berada di tepi bear markets. Investor bersiap untuk rilis data pertumbuhan ekonomi China, produksi industri, penjualan ritel dan investasi aset tetap.
Indeks MSCI Asia Pacific Index turun 0,3 % menjadi 118,55 pada pukul 09:04 pagi waktu Tokyo. Indeks tersebut telah kehilangan 10 % pada tahun 2016 karena kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global yang mengguncang pasar saham di seluruh dunia.
Investor mendapatkan kesempatan untuk menilai perekonomian China pada hari Selasa, satu hari setelah Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan mereka menghadapi peningkatan tekanan ke bawah.
Data China diperkirakan akan menunjukkan ekonomi tetap stabil. Saham-saham negara jatuh ke bear markets pada pekan lalu menyusul memudarnya keyakinan bahwa pemerintah dapat mengelola transisi negara itu ke model pertumbuhan baru dan untuk mata uang yang lebih bebas diperdagangkan, sementara imbal hasil obligasi pemerintah jatuh ke rekor terendah.
Di sisi lain, indeks Topix Jepang dibuka turun 0,5 %. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 % dan Indeks S&P/ASX 200 Australia sedikit berubah. Keduanya turun 19 % dari tertingginya di tahun 2015, mendekati level 20 % yang akan mengirimnya ke bear markets. Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 0,1 %.
Indeks Hang Seng berjangka melemah 0,3 % di sebagian besar perdagangan terakhir, dengan Indeks Hang Seng China Enterprises, yang mengukur ekuitas China yang terdaftar di Hong Kong, menandakan penurunan dari 0,2 %. Indeks tersebut meluncur ke level terendah sejak Oktober 2011 pada hari Senin. Indeks berjangka FTSE China A50 naik 1 % setelah naik 0,4 % pada sesi terakhir Indeks Shanghai Composite.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News