kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bursa Asia masih dekati level tertinggi 6 tahun


Senin, 07 Juli 2014 / 08:52 WIB
Bursa Asia masih dekati level tertinggi 6 tahun
ILUSTRASI. Karyawan melintas dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Indeks acuan di kawasan regional pagi ini (7/7) masih ditransaksikan mendekati level tertingginya dalam enam tahun terakhir. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.52 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tak banyak mencatatkan perubahan di level 147,58.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,1%, indeks S&P ASX 200 Australia naik 0,1%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,3%.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Aeon Co turun 4,3% di Tokyo, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co turun 3,9% di Seoul, dan Sumitomo Electric Industries Ltd naik 0,7% di Tokyo.

Menurut Yutaka Miura, pergerakan sideways bursa Asia disebabkan karena aksi wait and see investor atas pernyataan Managing Director Badan Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde.

Lagarde memberikan sinyal pemangkasan prediksi pertumbuhan ekonomi global. Lagarde beralasan, tingkat investasi masih sangat lemah serta masih adanya risiko di AS meski terjadi rebound dalam perekonomian.

"Perekonomian global memang mengalami percepatan pertumbuhan, meski pertumbuhannya lebih rendah dari prediksi kami sebelumnya. Penyebabnya, potensi pertumbuhan yang masih rendah dan anggaran investasi yang masih minim," jelas Lagarde pada konferensi pers di Prancis.

Pernyataan ini menggarisbawahi adanya ancaman atas pertumbuhan ekonomi global pada saat the Federal Reserve memangkas stimulus mereka dan upaya Bank Sentral Eropa memerangi inflasi yang hanya tercapai separuh dari target yang ditetapkan.

"Tak ada katalis positif untuk membeli," kata Miura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×