kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bursa Asia kompak melonjak di awal pekan ini


Senin, 09 November 2020 / 08:38 WIB
Bursa Asia kompak melonjak di awal pekan ini
ILUSTRASI. Senin (9/11) pukul 8.27 WIB, indeks Nikkei 225 melesat 1,98% ke 24.800. Hang Seng melaju 1,73% ke 26.157.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia kompak menguat di awal pekan ini. Senin (9/11) pukul 8.27 WIB, indeks Nikkei 225 melesat 1,98% ke 24.800. Hang Seng melaju 1,73% ke 26.157.

Indeks Taiex naik 1,16% ke 13.119. Sedangkan indeks Kospi naik 1,70% ke 2.457. Straits Times naik 1,65% ke 2.621. FTSE Bursa Malaysia menguat 0,84% ke 1.532.

Indeks MSCI Asia Pacific ex-Japan menguat tipis 0,1% di awal perdagangan tadi pagi setelah melesat 6,2% pada pekan lalu. Ini merupakan kenaikan mingguan tertinggi sejak awal Juni.

"Pemerintahan yang terbelah akan memberikan kelanjutkan kondisi saat ini daripada perubahan besar-besaran," kata Jim Wilding, wealth manager Confluence Financial Partners kepada Reuters. Pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang terbelah ini menunjukkan pemerintahan yang dipimpin oleh Demokrat dan Kongres dengan mayoritas Republik.

Baca Juga: Bisnis penerbangan tertekan, AirAsia Indonesia (CMPP) rugi Rp 1,7 triliun

Wilding mengatakan bahwa kondisi ini tetap positif bagi pasar saham. "Terutama peluang yang kecil pada kenaikan pajak dalam beberapa tahun mendatang," kata dia.

Tapi, Wilding mengingatkan bahwa indeks S&P 500 tidak jauh lagi dari level tertinggi sepanjang masa. Alhasil, investor juga perlu menahan diri dari antusiasme berlebih.

Di sisi lain, Matt Sherwood, fund manager Perpetual di Australia mengatakan bahwa kemenangan Joe Biden pada pemilihan presiden AS tidak akan menyebabkan perubahan besar pada portofolio dia. "Pada akhirnya, kami memperkirakan bahwa ekonomi AS masih cenderung rentan dan pertumbuhan melambat," kata Sherwood.

Para analis juga memperingatkan kemampuan Biden untuk memperluas stimulus fiskal dan mengurangi penyebaran Covid-19. Hingga saat ini, kasus positif virus corona AS telah mendekati 10 juta kasus.

Baca Juga: Menyambut Kembalinya Investor Asing di Bursa Saham, IHSG Menuju 5.500

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×