kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Kompak Melemah pada Senin (26/9), Tertekan Kenaikan Suku Bunga


Senin, 26 September 2022 / 21:32 WIB
Bursa Asia Kompak Melemah pada Senin (26/9), Tertekan Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia Senin (26/9) mayoritas ditutup turun tajam.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia Senin (26/9) mayoritas ditutup turun tajam. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, bursa saham Asia tertekan oleh prospek suku bunga yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Langkah menaikkan suku bunga acuan yang d ambil oleh bank sentral AS, Federal Reserve, dan bank sentral di berbagai negara lain pekan lalu dimaksudkan untuk melawan inflasi yang sudah berada di tingkat tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, kenaikan suku bunga acuan ini dapat juga memicu terjadinya resesi ekonomi global jika dinaikkan terlalu cepat.

Di pasar obligasi, bank sentral Jepang membeli surat utang Pemerintah Jepang  bertenor 10 tahun dalam jumlah yang lebih besar dari yang direncanakan dalam operasi pasar yang di lakukan secara regular. Ini karena imbal hasil surat utang Pemerintah Jepang telah naik 15 basis points (bps) menjadi 0,245%, menuju batas atas 0,25% dari kisaran perdagangan yang dapat di toleransi oleh Bank Sentral Jepang.

Baca Juga: Wall Street Bergerak Mixed di Awal Pekan

Mata uang dolar AS berjaya di pasar valuta asing (valas) karena investor beralih ke dolar AS sebagai aset yang dianggap aman (safe haven), bukan lagi emas. Beralihnya  investor seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang telah membuat suram prospek pertumbuhan global.

Dua mata uang penting di Asia, yen Jepang dan Yuan China melemah terhadap dolar AS akibat semakin jauhnya perbedaan arah (divergensi) antara kebijakan moneter super longgar di Jepang dan China, dibandingkan dengan kebijakan moneter yang semakin ketat di AS.

Baca Juga: Kurs Dolar AS Menguat Berkat Kenaikan Suku Bunga, IHSG Terkoreksi

Sementara itu, negara-negara Asia lain sibuk memeras cadangan devisa mereka untuk memitigasi dampak dan kerusakan dari penguatan nilai tukar mata uang dolar AS.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent turun ke level di bawah US$ 85 per barel untuk pertama kali sejak bulan Januari, di tengah semakin besarnya kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×