Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Bursa saham Asia jatuh menyusul saham China merosot dan penguatan yen membebani saham Jepang. Saham energi memimpin pelemahan.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6 % menjadi 118,95 pada 04:18 di Tokyo, Senin (29/2). Investor mencari petunjuk tentang kekuatan ekonomi global setelah kepala keuangan dari negara-negara top dunia gagal untuk meredakan panggilan untuk mendorong pertumbuhan global di tengah meningkatnya kekhawatiran atas potensi kebijakan moneter.
Toby Lawson, Head of Global Markets Societe Generale SA menuturkan memegang uang tunai saat ini bukan ide yang buruk. “Kondisi saat ini sudah sangat bergejolak. Dimana pertumbuhan yang akan datang? Itu yang menjadi kekhawatiran terbesar. Siapa yang akan memimpin kita keluar, itu yang benar-benar mengkhawatirkan investor,” ujarnya.
Indeks Shanghai Composite turun 2,9 % dan indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,3 %, sedangkan Hang Seng China Enterprises Index dari perusahaan daratan yang terdaftar di kota turun 1,5 %.
Indeks acuan Asia turun 9,8 % pada 2016 ini. Pemicunya mulai dari devaluasi kejutan yuan dan langkah Bank of Japan mengadopsi suku bunga negatif saat Federal Reserve (The Fed) mempertimbangkan untuk mengangkat kembali suku bunganya.
Terbaru, desakan terhadap para menteri keuangan yang tergabung dalam G-20 untuk berbuat banyak mengangkat pertumbuhan. Para anggota G-20 kembali menegaskan untuk menahan diri dari devaluasi kompetitif.
Di sisi lain, indeks Topix Jepang turun 1 % pada volume 11 % di bawah rata-rata. Yen naik 0,8 % menjadi 113,03 per dollar setelah jatuh 0,9 % pada Jumat. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,2 % dan S & P / ASX 200 Australia ditutup sedikit berubah. Indeks S & P / NZX 50 Selandia Baru naik 0,1 %. Taiwan ditutup untuk liburan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News