Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia kembali dibuka menghijau pada awal perdagangan Selasa (2/6) hari ini. Pukul 08.30 WIB, indeks Nikkei 225 naik 212,46 poin atau 096% ke 22.274,28, Hang Seng naik 144,24 poin atau 0,61% ke 23.876.52, Taiex naik 77,71 poin atau 0,70% ke 11.156,43, Kospi naik 14,90 poin atau 0,73% ke 1.080,17, ASX 200 naik 13,45 pin atau 0,25% ke 5.833,60, Straits Times naik 25,84 poin atau 1,05% ke 2.577,37 dan FTSE Malaysia naik 9,52 poin atau 0,71% ke 1.490,89.
Bursa Asia mengekor kenaikan Wall Street yang menguat terdorong oleh tanda-tanda pemulihan ekonomi AS. Sementara itu, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China masih menjadi perhatian investor.
Baca Juga: Bursa Asia dibuka menguat, di tengah kehati-hatian investor tentang kerusuhan di AS
Meski begitu, bursa Asia diprediksi akan tertekan pada perdagangan hari ini setelah presiden AS Donald Trump berjanji akan menggunakan kekuatan untuk mengakhiri aksi protes yang terjadi di beberapa kota di AS.
"Jika konsumen Amerika enggan untuk keluar dari lockdown Covid-19 karena mereka takut penyebaran sekunder, tidak mungkin mereka akan merasa lebih aman dengan Humvee militer bergulir di Pennsylvania Avenue," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global di AxiCorp, menulis dalam sebuah catatan untuk klien.
Ketika pasar Asia bersiap untuk membuka, puluhan kota di seluruh Amerika Serikat berada di bawah jam malam dengan Pengawal Nasional dikerahkan di 23 negara bagian dan Washington DC.
Jam malam itu menyusul protes atas kematian George Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang meninggal di Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut seorang petugas polisi kulit putih selama hampir sembilan menit.
Baca Juga: Bursa Asia tumbang jelang pengumuman Trump soal Hong Kong dan China
Namun, "Sebagian besar investor mengatakan (protes) tidak akan menghancurkan ekonomi," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago seperti dikutip Reuters.
"Ini adalah penghalang jalan, tapi tidak sebesar pandemi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News