Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka kompak menghijau pada awal perdagangan pekan ini. Senin (1/6), pukul 08.25 WIB, indeks Nikkei 225 naik 145,45 poin atau 0,66% ke 22.026,19, Hang Seng naik 578,44 poin atau 2,52 poin ke 23.539,91, Taiex naik 85,51 poin atau 0,80% ke 11.029,91, Kospi naik 24,65 poin atau 1,21% ke 2.054,07, ASX 200 naik 14,51 poin atau 0,25% ke 5.772,50, Staits Times naik 11,28 poin atau 0,46% ke 2.522,72 dan FTSE Malaysia naik 0,51 poin atau 0,03% ke 1.473,76.
Kenaikan bursa Asia terjadi di tengah kehati-hatian investor akibat kerusuhan yang terjadi di kota-kota besar di AS dan meningkatnya ketegangan Amerika Serikat dan China.
"Jika konsumen AS enggan untuk keluar dari lockdown akibat Covid-19, takut dengan penyebaran kerusuhan dimana mobil polisi terbakar, jalan bebas hambatan dan video penjarahan masal, mereka tidak akan merasa aman," kata Stephen Innes, kepala strategi global AxiCorp seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Bursa Asia tumbang jelang pengumuman Trump soal Hong Kong dan China
Gejolak di AS adalah kemunduran baru bagi perekonomian yang baru saja berusaha bangkit setelah lockdown.
Sementara itu, investor juga masih menanti rilis data ketenagakerjaan yang akan keluar Jumat pekan ini, dimana tingkat pengangguran diperkirakan melonjak menjadi 19,8%.
"Angka pengangguran saat ini jauh melampaui apa yang telah dialami dalam resesi pasca perang," tulis ekonom Barclays Christian Keller dalam sebuah catatan.
"Sejauh beberapa sektor mungkin tidak akan pernah kembali ke bisnis seperti biasa seperti pra-pandemi, tenaga kerja menghadapi tantangan besar untuk merealokasi pekerja," tambahnya.
"Proses semacam itu bisa menjadi masalah bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan atau empat kuartal dan sementara itu akan membebani permintaan konsumen."
Baca Juga: Bursa Asia naik meski tensi AS-China memanas
Di Asia, survei bisnis resmi dari China selama akhir pekan menunjukkan aktivitas pabriknya tumbuh lebih lambat di bulan Mei tetapi momentum di sektor jasa dan konstruksi meningkat, menunjukkan pemulihan yang tidak merata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News