Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia berakhir mixed pada transaksi akhir pekan kemarin (14/11). Berdasarkan data Reuters, indeks Nikkei 225 Stock Average berhasil naik 0,56%. Kenaikan juga terlihat pada indeks Hang Seng Hong Kong sebesar 0,28% dan indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 0,21%.
Adapun indeks Shanghai China turun 0,26%. Demikian pula halnya dengan indeks Kospi Korea Selatan yang turun 0,78%.
Analis menilai, pergerakan bursa Asia seiring dengan aksi wait and see pelaku pasar terhadap sejumlah data ekonomi di kawasan regional. Salah satunya adalah rencana diumumkannya data Produk Domestik Bruto Jepang kuartal III yang dijadwalkan akan diumumkan Senin (17/11) mendatang.
Sementara itu, ekonomi Malaysia hanya tumbuh 5,6% pada periode Juli-September, sejalan dengan ekspektasi. Padahal, pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan Malaysia mencapai 6,4%.
Sedangkan di India, tingkat inflasi secara keseluruhan menurun untuk bulan kelima pada Oktober menjadi 1,77%. Ini merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir.
Faktor-faktor penyokong bursa Asia pekan ini adalah spekulasi bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe akan menunda penerapan kenaikan pajak penjualan dan akan mempercepat pelaksanaan pemilu.
"Setiap isu yang berkembang dari Jepang masih diberlakukan sebagai fakta oleh pelaku pasar. Kondisi ini yang membuat mata uang yen dan pasar saham bergerak liar," jelas IG market strategist evan Lucas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News