Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Hari ini, analis memprediksi bahwa bursa Asia akan bergerak secara variatif. Aksi profit taking atau ambil untung masih akan mewarnai pergerakan indeks. Tak hanya itu, kondisi ekonomi Amerika dan zona Eropa juga akan mempengaruhi minat investor dalam bertransaksi.
Herien Douglas, Analis Valbury Asia Futures memprediksi hari ini, Nikkei masih akan bergerak datar. "Dengan sinyal intraday yang anjlok, hal itu menunjukkan adanya tren penurunan, investor bisa mengamati level resistance 10.060?10.190, masuk area tersebut bisa mengubah tren berikutnya kembali naik." ujarnya.
Nikkei terkoreksi ke bawah 110 poin atau minus 1,09% ke 9.959,53. Indeks Nikkei terkoreksi akibat aksi profit taking pada hari Senin setelah mengalami kenaikan tiga minggu sebelumnya, dipicu oleh rilis data ekonomi AS dan China akhir minggu lalu.
Sedangkan indeks Kospi masih memberi tanda kenaikan meski sangat tipis. "Waspadai level support 284.00?282.65, sebab masuk area tersebut dapat membalikkan tren harga selanjutnya," kata Herien.
Indeks utama bursa saham Korea Selatan tersebut ditutup turun 1,1% Senin kemarin akibat aksi ambil untung investor dari kenaikan baru?baru ini. Tekanan terutama diperoleh dari saham?saham eksportir Korsel seperti Samsung Electronics Co Ltd dan Hyundai Motor Co yang terpukul di tengah kekhawatiran baru atas prospek permintaan global setelah lemahnya rilis data tenaga kerja AS di bawah perkiraan analis pada Jumat lalu yang sekaligus meredam optimisme yang mengatakan akselerasi pertumbuhan ekonomi mulai terangkat.
Terakhir, yaitu Hang Seng, Herien melihat adanya tren tertahan. Ia menyarankan, investor memperhatikan level resistance 22.614-22.87, jika melalui area tersebut dapat mengubah arah harganya kembali naik.
Data China akhir pekan lalu menunjukkan inflasi ke level tertinggi 3 tahun dan surplus perdagangan naik di atas perkiraan sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral China bisa mengambil langkah lebih lanjut untuk membendung arus modal masuk yang telah meningkatkan inflasi.
China bisa mengambil langkah lebih lanjut untuk membendung arus modal masuk yang telah meningkatkan inflasi.
Kini investor akan menanti laporan pendapatan kuartalan perusahaan AS, sebagai harapan untuk berlanjutnya aksi beli di bursa saham dan aset?aset berisiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News