kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.783   12,00   0,08%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Bunga Tinggi, Emiten Mulai Tawarkan Obligasi dengan Kupon Jumbo


Senin, 16 Januari 2023 / 18:18 WIB
Bunga Tinggi, Emiten Mulai Tawarkan Obligasi dengan Kupon Jumbo
ILUSTRASI. Beberapa emiten menerbitkan obligasi untuk alternatif pencarian dana.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten menerbitkan obligasi untuk alternatif pencarian dana. Tak tanggung-tanggung, untuk menggaet investor menawarkan kupon jumbo. 

Misalnya saja, PT Voksel Electric Tbk (VOKS) yang bakal merilis Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebesar Rp 100 miliar dengan kupon 10,06%.

Selain Voksel, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan dan sukuk mudharabah berkelanjutan dengan total pokok Rp 1,74 triliun. 

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) Bakal Terbitkan Obligasi, Ini Besaran Kuponnya

Adapun Indah Kiat akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebesar Rp 2,81 triliun. INKP menawarkan dua seri obligasi. 

Obligasi Seri A ditawarkan dengan bunga tetap sebesar 10,50% dengan jumlah pokok senilai Rp 909,23 miliar. Kemudian Seri B punya kupon 11% dan nilai pokoknya mencapai Rp 163,60 miliar dengan tenor lima tahun.

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Menarik Dilirik Saat Pasar Obligasi Pulih

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan dengan adanya tren suku bunga tinggi, emiten akan lebih mengandalkan pendanaan melalui pasar modal. 

"Emiten akan lebih memakai pendanaan di pasar modal, bisa ekuitas atau obligasi," kata Hans kepada Kontan.co.id, Minggu (15/1) 

Selain menerbitkan surat utang, Hans menilai aksi rights issue alias penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) juga akan marak. "Kalau dipikir rights issue akan banyak, tapi obligasi banyak juga," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×