Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai peringkat utang dipangkas ke level negatif oleh Moody's Investment, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimistis bisa kembali memperoleh peringkat stabil dalam waktu dekat. Hal ini disertai berbagai upaya perusahaan itu dan prospek sektor batubara hingga akhir tahun ini yang dipandang masih positif.
Asal tahu saja, Selasa (19/2) Moody's memangkas peringkat utang BUMI dari stabil menjadi negatif. Di mana, untuk utang obligasi Seri A mendapat peringkat B3 dan Seri B yang akan jatuh tempo pada 2022 mendapat peringkat Caa1.
Corporate Secretary & Investor Relations Division BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan, hingga perusahaan itu memperoleh perpanjangan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk PT Kaltim Prima Coal (KPC)/Arutmin, rating agency masih akan mempertahankan peringkat rapuh dan tentatif.
"Tapi rencana kami tidak berubah untuk membayar US$ 600 juta Tranche A dalam waktu 30 bulan dan US$ 600 juta Tranche B dalam waktu 18 bulan," kata Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2).
Dengan begitu, harapannya utang dan ekuitas BUMI turun pasca emiten itu membayar utang obligasi Seri A dan Seri B sebanyak US$ 1,2 miliar di 2021. Apalagi, harapannya tambang Arutmin sudah bisa berkontribusi ke dalam kas perusahaan pada semester II-2019.
Selain itu, pasar batubara diprediksi akan meningkat, terutama setelah tahun baru China. Begitu juga permintaan impor dari India diperkirakan masih akan meningkat.
Terlebih, Dileep menjelaskan BUMI telah membangun persediaan yang memadai dan diposisikan untuk menjual 7 juta ton-8 juta ton batubara per bulan sepanjang 2019. "Ya, (peringkat kembali ke level stabil secepatnya), itu harapan kami," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News