kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bumi Resources (BUMI) mengincar pangsa pasar batubara Australia pada 2022


Rabu, 13 Februari 2019 / 12:16 WIB
Bumi Resources (BUMI) mengincar pangsa pasar batubara Australia pada 2022


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Punya target produksi batubara 94 juta ton, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berharap bisa merebut pangsa pasar Australia. Direktur Utama Saptari Hoedaja mengungkapkan Indonesia, Australia dan Rusia bakal menjadi kunci penting untuk produksi batubara 2022. 

Total permintaan batubara 2022 diperkirakan mencapai 1,08 miliar ton. Tiga negara tersebut diprediksi bisa memproduksi 798,6 juta ton batubara atau hampir 80% dari total permintaan. "Indeks harga lagi downtrend, apa ini jelek buat batubara? Justru sekarang waktunya merebut pangsa pasar Australia," kata Ari, Selasa (12/2).

Tahun ini BUMI mematok target produksi hingga 96 juta ton. Sementara pasokan batubara dari Australia diperkirakan tidak akan naik signifikan. Dari data yang dimiliki BUMI, coal supply seaborne thermal akan dipegang tiga negara tersebut dan akan semakin kompetitif menjajakan batubara ke Asia.

Saat ini, pasar batubara Asia adalah China dengan total kebutuhan pada 2022 diperkirakan mencapai 200 juta ton, diikuti Jepang sebanyak 141 juta ton, Korea Selatan 119,3 juta ton dan India dengan 165 juta ton. China sebenarnya merupakan produsen batubara terbesar. Tapi, produksi ini dipakai untuk kebutuhan domestik, yang juga masih kurang. Oleh karena itu, China masih mengimpor batubara.

Di tahun 2022, Indonesia diperkirakan mampu memproduksi 411,9 juta ton, Australia sebanyak 216,7 juta ton, Russia 170 juta ton dan sisanya dipenuhi oleh negara produsen lainnya. "Kunci untuk bisa berhasil masuk ke dalam atau merebut pasar di sini adalah steady operation, kepastian delivery, kemudian produk quality menjadi kuncinya," ungkap Saptari.

Ari mengatakan, posisi Rusia yang sulit mengekspor batubara ke Asia akan lebih menguntungkan Indonesia dan Australia. "Saya tidak terlalu mengkhawatirkan Rusia, yang saya lihat kompetitor kita adalah Australia. Jadi saya selalu monitoring dollar Australia. Kalau dia going strong let me hit them, itu menjadi kuncinya untuk kita bisa sukses menjual," kata Ari.

BUMI juga akan fokus mengincar pangsa pasar Asia lebih banyak, seperti Vietnam, Bangladesh dan Pakistan. BUMI sudah berhasil masuk ke Filipina.

Asal tahu saja, saat ini BUMI masih memiliki total cadangan terukur sebanyak 2,2 miliar ton, dengan cadangan resources mencapai 7,2 miliar ton. Dengan begitu, meski menargetkan produksi batubara bisa mencapai 100 juta ton di 2020, BUMI belum akan kehabisan cadangan hingga jangka panjang.

Hingga 2018, porsi ekspor batubara BUMI mencapai 75% dan 25% untuk penjualan domestik. Porsi tersebut diprediksi masih akan bertahan di 2019, dengan total target produksi 94 juta ton. Sebanyak 40% produksi batubara BUMI memiliki kandungan di bawah 5.000 kkl dan sebanya 60% memiliki kandungan di atas 5.000 kkl.

"Jenis batubara kami terdiri dari beberap ragam, baik di tambang Arutmin maupun KPC, masing masing punya jenis kalori 4.000 kkl maupun 6.000 kkl," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×