Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 turut menjegal kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Emiten pertambangan batubara ini mengalami penurunan volume penjualan dan produksi hingga kuartal III 2020.
Dalam paparan publik yang digelar virtual, Jumat (11/12), Chief Economist and Vice President Investor Relations Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menjabarkan, volume penjualan BUMI per kuartal ketiga 2020 sebesar 60 juta ton, menurun 5% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 63,1 juta ton.
Secara rinci, volume penjualan BUMI hingga kuartal ketiga didominasi oleh penjualan oleh anak usaha PT Kaltim Prima Coal (KPC), yakni 44,4 juta ton. Sisanya disumbang oleh PT Arutmin Indonesia sebesar 15,7 juta ton.
Di sisi lain, batubara yang ditambang BUMI juga menurun akibat pandemi. Hingga kuartal ketiga 2020, jumlah produksi BUMI sebesar 60,7 juta ton atau menurun 3% dari realisasi produksi di tahun sebelumnya yakni 62,8 juta ton. KPC memproduksi 44,4 juta ton sementara Arutmin memproduksi 16,2 juta ton batubara. Realisasi pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal BUMI turun tipis 0,3% menjadi 480,5 juta bank cubic meter (bcm).
Hingga akhir tahun, emiten Group Bakrie ini menargetkan bisa memproduksi 82 juta ton sampai 85 juta ton hingga akhir 2020.
Bersamaan, realisasi harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) BUMI juga menurun di kuatal ketiga 2020, dari US$ 52,6 per ton menjadi US$ 45,3 per ton.
Di sisi lain, Biaya produksi BUMI per kuartal ketiga tetap terkendali. Biaya produksi per ton BUMI berada di angka US$ 31,8 per ton, turun dari biaya produksi di kuartal ketiga 2019 yakni US$ 34,2 per ton.
Manajemen BUMI membeberkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya produksi ini, diantaranya curah hujan di wilayah Sangatta serta harga diesel industri (Indonesian Industrial Diesel Oil Prices)
Alhasil, pendapatan Bumi Resources turun hingga 21,81% secara tahunan menjadi US$ 587,89 juta pada periode Januari-September 2020. BUMI juga membukukan kerugian bersih sebesar US$ 137,25 juta pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Padahal, pada periode Januari-September tahun lalu BUMI masih mencatatkan laba bersih hingga US$ 76,07 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News