Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Veri Nurhansyah Tragistina, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Sengkarut di tubuh Bumi Plc dengan dua anak usahanya: PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), makin pelik. BUMI dan BRAU justru balik mempertanyakan langkah Bumi Plc melakukan investigasi.
BUMI dan BRAU menggelar public expose insidentil di tempat terpisah di Jakarta, Selasa (2/10). Acara itu sesuai permintaan otoritas Bursa Efek Indonesia menyikapi kisruh di Grup Bumi Plc.
Di akhir September 2012, Bumi Plc mengumumkan akan menginvestigasi BUMI dan BRAU. Bumi Plc mencurigai adanya keganjilan di laporan keuangan dua emiten batubara itu (KONTAN, 25 September 2012).
BUMI dan BRAU mengaku tidak tahu menahu perihal rencana investigasi Bumi Plc. "Kami telah mengirim surat ke Bumi Plc. Sebelum ada penjelasan mereka, kami tidak mau berspekulasi," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI.
Merujuk laporan keuangan Bumi Plc tahun 2011, disebutkan adanya penghapusan akun senilai US$ 75 juta milik Berau. Penghapusan ini karena auditor Bumi Plc, Pricewaterhouse Coopers LLP tidak bisa memverifikasi nilai itu.
Dalam laporan keuangan Berau tahun 2011, dana itu digunakan 26 Januari 2010 untuk membeli convertibel unsecured loan notes (surat utang) dari Chateau Asean Fund 1. Pada 21 Januari 2011, Chateau melaksanakan hak konversi untuk mengubah surat utang menjadi saham di Chateau Asset Management SPC (CAM), sebuah perusahaan portofolio terpisah di Kepulauan Cayman.
Tapi Direktur Utama BRAU, Rosan P. Roeslani membantah penempatan dana di Chateau menjadi dasar Bumi Plc menghembuskan rencana penyelidikan laporan keuangan. Nilai dana itu diturunkan (mark-down) karena harga saham CAM turun sehingga harus dilakukan penyesuaian.
Berau melakukan mark-down juga karena titah Bumi Plc yang ingin menyamakan buku keuangannya dengan seluruh anak perusahaannya. "Mereka melakukan write down, maka kami write down juga. Ini masalah pembukuan saja sehingga saya memiliki keyakinan sangat tinggi bahwa dana itu akan kembali," klaim Rosan.
Chairman Bumi Plc Samin Tan tak dapat dimintai konfirmasinya. Panggilan telepon dan pesan singkat KONTAN tak berbalas.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, menilai investor sebaiknya tak menjadikan saham BUMI sebagai instrumen investasi jangka panjang. Kisruh di Bumi Plc dan melibatkan BUMI menunjukkan transparansi manajemen di lingkaran Grup Bakrie patut dipertanyakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News