Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyiapkan empat strategi dalam menyikapi pemangkasan peringkat utang oleh S&P dari B+ menjadi BB- dan penurunan outlook oleh Moody's dari stabil menjadi negatif.
Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan Bumi Dileep Srivastava memaparkan langkah pertama adalah mencapai produksi batubara 100 juta ton pada 2014 yang diharapkan mampu meningkatkan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization) dalam rangka proses penurunan utang.
"Kedua, penurunan utang (deleveraging) hingga mencapai tingkat EBITDA sekitar 1x selama dua tahun ke depan," kata Dileep dalam Public Expose Insidental, Selasa (2/10).
Ketiga, memonetisasi (menjual) aset-aset non-inti untuk memperkuat arus dana dan mempercepat perkembangan aset-aset tersebut dan proses penurunan utang. Aset non-inti yang dimaksud adalah yang di luar bisnis non-pertambangan. Dileep tidak memberikan penjelasan detail mengenai aset-aset yang dimaksud.
Sekedar catatan, Agustus 2012 Bumi menuntaskan penjualan seluruh sahamnya (30%) di PT Mitratama Perkasa kepada PT Sumber Energi Andalan Tbk. Berdasarkan laporan keuangan BUMI efek tersebut dihargai US$ 1 dollar per saham. Sebelumnya, pada Maret 2010 Bumi melepas sekitar 70% saham Mitratama kepada PT Cahaya Lestari dengan harga US$ 190 juta.
Dileep menjelaskan, dengan melepas Mitratama Perkasa, perseroan lebih fokus di bisnis pertambangan dan tidak terbebani investasi pengembangan di masa mendatang.
"Penjualan ini bisa menghemat beban usaha perseroan hingga US$ 900 ribu per bulan," hitung Dileep.
Selain Mitratama, Bumi juga telah menandatangani perjanjian terkait penjualan 50% saham anak usahanya di bidang pertambangan batubara, PT Fajar Bumi Sakti (FBS). Nilai penjualan seluruh saham milik Bumi itu mencapai US$ 200
juta. Mengenai target penuntasan penjualan Fajar, Dileep tidak menjelaskan lebih lanjut.
"FBS belum ada pengumuman lagi. Ada opsi untuk dijual, masih ada diskusi untuk ini," kata Dileep.
Langkah keempat, adalah mengurangi beban bunga atas pinjaman secara cepat. Per 30 Juni 2012 pinjaman Bumi dan entitas anak totalnya mencapai US$ 4,113 juta yang jatuh temponya bervariasi antara 2013-2017. Termasuk dalam utang Bumi adalah kepada China Investment Corp (CIC) senilai US$ 600 juta yang bakal jatuh tempo pada kuartal keempat 2014. Sejauh ini perseroan masih mempertimbangkan untuk mempercepat pelunasan utang kepada CIC tersebut.
"Kalau tidak bisa bayar pada tahun ini, masih ada kesempatan sampai Oktober 2014. Jadi kami punya banyak waktu memikirkannya," tutur Dileep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News