kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BUMI berniat gelar IPO anak usaha baru


Kamis, 02 Januari 2014 / 07:15 WIB
BUMI berniat gelar IPO anak usaha baru
ILUSTRASI. Inilah 3 Fitur WhatsApp Terbaru, Kini Fokus pada Privasi Pengguna


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memang tidak pernah kehabisan akal untuk menggelar aksi korpoprasi. Emiten batubara ini bahkan menyebutkan bakal menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) atas anak usaha yang akan dibentuknya.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, tahun ini pihaknya tengah memikirkan membuat satu lagi entitas bertujuan khusus alias special purpose vehicle (SPV). BUMI akan menguasai 70% porsi kepemilikan saham SPV itu.

Selanjutnya, BUMI akan membawa SPV tersebut ke bursa saham. "Kita lihat di tahun 2014 bila memungkinkannya," ucap Dileep, Senin, 30 Desember 2013.

Dileep menyatakan, BUMI akan menempatkan beberapa aset bisnisnya di SPV itu. Sayang, Dileep masih enggan menjelaskan lebih detail rencana tersebut. Dia juga belum bersedia berbicara tentang jumlah emisi yang diincar dari aksi IPO ini.

BUMI saat ini memiliki beberapa anak usaha. Sebut saja  antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, Indocoal Resources (Cayman) Limited, PT Indocoal Kalsel Resources, dan PT Indocoal Kaltim Resources.

Selain menyiapkan IPO anak usaha, Dileep mengatakan, ekspansi produksi tetap menjadi perhatian BUMI. Tahun ini, BUMI menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 50 juta.

Dileep menyebut, seluruh capex berasal dari kas internal. BUMI akan mengalokasikan 60%-70% dari capex itu untuk biaya pemeliharaan dan sisanya belanja rutin.

Analis Danareksa Securities, Lucky Bayu, menilai SPV itu akan digunakan BUMI untuk mendiversifikasikan beban, sehingga bisnisnya bisa berjalan lebih optimal. "Nah, SPV ini digunakan untuk menangani kegiatan anak usaha yang masuk kategori potensial," sebut Lucky.

Per September 2013, BUMI memiliki  kewajiban US$ 4,06 miliar. Jumlah itu belum menghitung pengurangan utang hasil konversi saham dengan CIC senilai US$ 1,78 miliar. Senin (30/12) saham BUMI berakhir di posisi Rp 300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×