Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam tiga bulan mendatang, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menjajakan medium term notes (MTN) atau surat utang jangka menengah, dengan bantuan Asia Kapitalindo Securities dan Samuel Sekuritas. MTN berjangka waktu satu tahun ini bernilai total US$ 600 juta atau setara dengan Rp 6 triliun.
Uniknya, Bumi akan menggunakan MTN itu untuk membeli kembali (buy back) sahamnya di pasar. "Nanti, BUMI akan membeli kembali saham dari investor tidak dengan membayar uang, tapi dengan surat utang," kata Direktur Utama Asia Kapitalindo Wim Al Fatih.
BUMI butuh US$ 824,67 juta untuk membeli kembali sahamnya dari pasar. Dari total dana itu, US$ 224,67 juta akan berasal dari kas internal. Nah, untuk memenuhi sisanya senilai US$ 600 juta inilah, BUMI berharap bisa mengandalkan MTN itu. Nantinya, BUMI akan menjamin surat utang ini dengan saham BUMI hasil buy back. Jaminan dalam bentuk saham ini akan tetap ada di BUMI dan dipegang oleh trustee agent.
BUMI memberi berbagai iming-iming, misalnya bunga MTN yang cukup cantik. BUMI akan membayar bunga 20% untuk MTN berdenominasi rupiah dan 15% untuk MTN dalam dolar AS. Selain itu, masih ada insentif tambahan berupa bonus bunga 5% dari pokok utang yang akan dibayar ketika jatuh tempo setahun kemudian.
Wim mengungkapkan, salah satu investor sasaran MTN ini adalah para pemegang repo BUMI. Nah, sebenarnya, Asia Kapitalindo sendiri merupakan pemegang repo. Namun, ia membelinya bukan dari PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), melainkan dari Grup Bakrie lain.
Catatan saja, Grup Bakrie sebelumnya berkomitmen untuk membayar repo segera setelah mendapatkan dana dari penjualan 35% saham BUMI dari Northstar Pacific Partners Ltd di akhir bulan ini. Karenanya, seorang analis berkomentar bahwa penjualan MTN ini hanya siasat BUMI memperpanjang waktu transaksi repo. Ia pun bilang, harusnya BUMI menggelar RUPS investor independen dulu. "Transaksi ini penuh benturan kepentingan. Pada RUPS nanti, BUMI tak boleh ikut voting," ujarnya.
Para pihak kini sedang merampungkan mekanisme konversi dari repo ke MTN. "Ini salah satu cara Grup Bakrie menyelesaikan reponya," kata Wim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News