kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukit Asam (PTBA): Gasifikasi batubara bisa hemat devisa negara hingga Rp 8,7 triliun


Rabu, 28 Oktober 2020 / 13:53 WIB
Bukit Asam (PTBA): Gasifikasi batubara bisa hemat devisa negara hingga Rp 8,7 triliun
ILUSTRASI. Batubara PTBA


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi salah satu emiten batubara yang tengah menjalankan hilirisasi batubara. Tercatat, PTBA berencana membangun pabrik pemrosesan batubara menjadi dymethil eter (DME) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Apollonius Andwie, Sekretaris Perusahaan PTBA menjelaskan, pabrik hilirisasi batubara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batubara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti liquefied petroleum gas (LPG).

Hadirnya DME sebagai bahan bakar alternatif dinilai bisa membantu menekan impor LPG dan menghemat devisa negara. ”Berdasarkan hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun,” jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (28/10).

Baca Juga: Kementerian ESDM komitmen mengawal transisi menuju energi terbarukan

Adapun persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dengan target operasional di 2025. Proyek hilirisasi ini ini juga telah disetujui Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari Program Strategis Nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.

Apollo bilang, pembangunan pabrik gasifikasi ini sejalan dengan visi Presiden untuk percepatan peningkatan nilai tambah batubara. Bukit Asam, sebagai emiten pelat merah, terus membuktikan dan menjalankan komitmennya sebagai pionir pengembangan usaha hilirisasi batu bara di Indonesia.

Sebelumnya, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menjelaskan, pembangunan pabrik gasifikasi ini akan mengurangi ketergantungan impor LPG. Sebab, DME yang dihasilkan PTBA akan bertindak sebagai subitisi LPG, yang diketahui sampai saat ini 70% industri dan rumah tangga domestik masih menggunakan LPG sebagai bahan bakar.

Sehingga, keberlanjutan proyek ini dinilai tidak terlalu terdampak potensi resesi ekonomi yang saat ini akan melanda Indonesia. Toh, dalam keadaan resesi pun, kebutuhan energi untuk kebutuhan dapur misalnya, akan terus eksis. 

“Untuk aspek keekonomian, yang jelas harga DME nantinya tidak akan lebih mahal dari LPG yang ada di pasar. Sebab tidak ada komponen biaya impor dan komponen dolar Amerika Serikat,” terang Arviyan saat paparan publik bulan lalu.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) serius menjalankan bisnis di sektor energi baru terbarukan

Adapun PTBA, anggota indeks Kompas100 ini, tersebut memproduksi 11,9 juta ton batubara hingga Juni 2020. Bila dibandingkan dengan realisasi per semester I-2019, capaian ini menurun 7,03%, dimana saat itu total produksi batubara PTBA mencapai 12,8 juta ton.

Selanjutnya: Bukit Asam (PTBA) serius menjalankan bisnis di sektor energi baru terbarukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×