Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memperkenalkan enam menteri baru di Kabinet Indonesia Maju pada Selasa (22/12). Sebagaimana diketahui, dua menteri dalam kabinetnya, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menteri Sosial tersandung kasus korupsi.
Sebagai penggantinya, Jokowi menunjuk Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial dan Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia juga memperkenalkan menteri baru lainnya, yaitu Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi, dan Muhammad Luthfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
Sejalan dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini merosot 2,31% ke level 6.023,29. Sebanyak 397 saham turun, 123 naik, dan 111 saham stagnan. Penurunan ini didorong oleh saham sektor infrastruktur yang merosot 3,84% dan sektor pertambangan yang terkoreksi 3,39%.
Meskipun begitu, Kepala Riset Trimegah Sekuritas Sebastian Tobing menilai, pergantian menteri ini tidak berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Menurut dia, yang dapat langsung memengaruhi pergerakan pasar hanya perubahan yang terjadi pada posisi Menteri Keuangan karena berkaitan dengan kebijakan anggaran dan fiskal.
Baca Juga: IHSG turun 2,31%, masih ada peluang menguat pada perdagangan esok
Sebastian melihat, yang berpengaruh paling besar pada pergerakan IHSG saat ini adalah perkembangan pandemi Covid-19, seperti jumlah kasus positif global harian dan lockdown yang terjadi di sejumlah negara. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menambahkan, pergerakan IHSG kini dibayangi oleh kekhawatiran adanya mutasi virus baru serta lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar pun menilai, reshuffle kebinet tidak akan berpengaruh banyak ke pergerakan bursa saham. Pasalnya, ada beberapa sentimen yang lebih dominan. "Misalnya, perkembangan pandemi Covid-19 yang saat ini mulai dikhawatirkan oleh munculnya varian baru, kesepakatan paket stimulus Amerika Serikat, serta fenomena window dressing pada akhir tahun," tutur Anggaraksa saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/12).
Anggaraksa memprediksi, IHSG dalam jangka pendek akan terkoreksi terlebih dahulu dengan level support di 5.950 dan resistance di 6.175. Potensi koreksi ini sejalan dengan timbulnya kekhawatiran terhadap munculnya varian baru Covid-19 yang disertai dengan penerapan kebijakan lockdown di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Indeks High Dividend 20 mencatat kinerja paling buruk
Apalagi, hampir semua sentimen positif telah tercermin ke dalam IHSG (priced-in) saat ini. Oleh karena itu, menurut dia, investor yang memiliki orientasi jangka panjang dapat memanfaatkan momen koreksi untuk tetap melakukan akumulasi pembelian pada saham-saham berfundamental baik.
Sementara Sebastian memperkirakan, IHSG hingga akhir tahun akan berada dalam rentang 6.000-6.200. "IHSG dapat menuju level yang lebih tinggi saat distribusi vaksin sudah jelas," ungkap dia. Ketika distribusinya jelas, dia memprediksi IHSG dapat mencapai level 6.300-6.500.
Baca Juga: IHSG anjlok 2,31% pada Selasa (22/12), asing mencatat net sell Rp 338 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News