kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan Karena Pengembangan Vaksin Dihentikan, Ini Pemberat Saham Kalbe Farma


Kamis, 17 Maret 2022 / 20:47 WIB
Bukan Karena Pengembangan Vaksin Dihentikan, Ini Pemberat Saham Kalbe Farma


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan Genexine memutuskan  menghentikan proses pengembangan vaksin Covid GX-19. Sejauh ini, pengembangan vaksin itu telah memasuki fase uji klinik 2b/3 di Indonesia. 

Direktur Direktur Kalbe Farma Sie Djohan mengungkapkan, penghentian itu mempertimbangkan rencana perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi dan suplai vaksin Covid-19 telah tersedia dengan baik. Kendati proses pengembangan vaksin GX-19 dihentikan, KLBF tetap akan memanfaatkan teknologi DNA untuk pengembangan vaksin lain sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk onkologi. 

"Kami terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi DNA vaksin ini menjadi vaksin lain di luar Covid-19 misalnya untuk onkologi," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/3).

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Menghentikan Proses Pengembangan Vaksin GX-19, Ada Apa?

Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menambahkan, strategi KLBF untuk menghentikan proses pengembangan vaksin GX-19 menjadi vaksin lain yang berbasis DNA tidak berpengaruh secara material terhadap bisnis perusahaan. Sebab, sejak awal kontribusi bisnis vaksin GX-19 belum diperhitungkan ke dalam target pendapatan.

“Biaya yang telah dikeluarkan untuk proses uji klinik fase 2b/3 juga tidak material dan tidak mempengaruhi keuangan perusahaan," ujarnya. 

Mencermati hal ini, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto mengungkapkan, penghentian pengembangan vaksin memang tidak berpengaruh ke kinerja KLBF. Sebab, seperti yan telah dijelaskan oleh manajemen, pengembangan vaksin  itu belum diperhitungkan dalam target pendapatan KLBF tahun ini. 

"Selama ini juga belum ada kontribusi sehingga tidak ada dampak material karena tidak ada perubahan proyeksi ke depan," kata Pandu kepada Kontan.co.id, Kamis (17/3). 

Baca Juga: Ada Potensi Disrupsi Pasokan Bahan Baku, Begini Siasat Emiten Farmasi

Kalaupun pengembangan vaksin dilanjutkan, Pandu melihat hasilnya belum tentu optimal. Mengingat, jumlah vaksin saat ini sudah mencukupi dan perkembangan covid yang sudah semakin baik. 

"Justru berpotensi menambah beban jika terlanjur mengeluarkan capex namun ternyata tidak berkontribusi positif," imbuh dia. 

Dus, penghentian pengembangan vaksin GX-19 itu juga tidak berdampak pada pergerakan sahamnya. Adapun pergerakan saham KLBF yang cenderung lesu belakangan ini diperberat oleh membaiknya kondisi Covid-19 dan potensi kenaikan harga bahan baku akibat terganggunya rantai pasokan. 

Seperti diketahui,  mayoritas bahan baku yang digunakan oleh KLBF diperoleh secara impor. Ini membuat pasar cenderung berhati-hati dan memilih untuk mengabaikan sektor kesehatan untuk sementara waktu. 

Baca Juga: Potensi Disrupsi Bahan Baku Global, Kalbe (KLBF) Menargetkan Margin Laba Usaha 15,5%

Sekadar informasi, saham  KLBF melemah pada penutupan Kamis (17/3). KLBF melorot 0,62% ke  harga Rp 1.610 per saham. Adapun sejak awal tahun atau year to date, saham KLBF tertekan 0,31%. 

Terhadap saham KLBF, Pandu cenderung merekomendasikan hold menunggu realisasi kinerja kuartal pertama tahun 2022. Adapun target harga KLBF berada di Rp 1.800 per saham hingga 12 bulan ke depan. 

Rekomendasi itu sudah mempertimbangkan ancaman kenaikan harga bahan baku yang akan menggerus profit margin perseroan. Manajemen KLBF sebenarnya mematok target pertumbuhan hingga dua digit tahun ini.  Dengan kata lain, manajemen optimis tahun ini bisa mengoptimalkan kinerja karena rata-rata pertumbuhan tiap tahun di kisaran 5,3%.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Sektor Consumer Menurut BRI Danareksa Sekuritas

Akan tetapi, gross profit margin beberapa tahun ini yang terus menurun, dari sekitar 48% pada tahun 2017 menjadi 43% tahun lalu. Angka ini mengindikasikan bahwa Kalbe Farma cukup kesulitan dalam hal persaingan harga. 

Sementara secara teknikal, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius mencermati, saham KLBF  tengah tertahan dalam pola descending broadening wedge. Pergerakannya akan cenderung berada dalam kisaran support Rp 1.520 dan resistance Rp 1.650.

"Rekomendasi yang diberikan adalah wait and see, menunggu adanya breakout dari pola descending broadening wedge," tutup Joshua, Kamis (17/3). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×