kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,95   0,52   0.06%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BTPN siap terbitkan obligasi Rp 4 triliun


Sabtu, 13 April 2013 / 08:14 WIB
BTPN siap terbitkan obligasi Rp 4 triliun
ILUSTRASI. Dr. Mayank Amin memberikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech kepada Evan Schuster (7 tahun) di Collegeville, Pennsylvania, AS, Sabtu (6/11/2021). CDC mengeluarkan pembaruan tentang efek samping parah dari vaksin COVID-19. REUTERS/Hannah Beier.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II senilai total Rp 4 triliun. Direktur BTPN Anika Faisal mengatakan, obligasi ini akan diterbitkan dalam dua tahun. "Saat ini sedang proses," kata Anika, Jumat (12/4).

BTPN akan menggunakan dana penerbitan obligasi untuk mendukung pengembangan bisnis BTPN, khususnya akses pembiayaan bagi para pensiunan dan pelaku usaha mikro kecil (UMK). Obligasi BTPN ini menggenggam peringkat AA- dari PT Fitch Ratings Indonesia. Fitch menyebut, obligasi berkelanjutan II Bank BTPN tahap I tahun 2013 ini akan diterbitkan dengan nilai maksimal Rp 1 triliun dan bertenor lima tahun.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan, prospek obligasi ini masih menarik banyak investor. Pasalnya, obligasi korporasi bisa memberikan keuntungan lebih besar ketimbang obligasi pemerintah.

Target investasi yang harus dipenuhi oleh investor institusi seperti dana pensiun, asuransi, dan reksadana saat ini naik menjadi di atas 8% per tahun. "Investor akan sulit memenuhi bila menempatkannya di obligasi pemerintah, sehingga beralih dan memburu obligasi korporasi," papar Lana.

Lana memperkirakan, kupon obligasi BTPN tahun ini bakal lebih rendah dibanding sebelumnya. Kuartal I 2013 lalu, BTPN menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap III senilai Rp 750 miliar dalam dua seri. BTPN menawarkan kupon 8,25% untuk seri B bertenor lima tahun.

Lana mengatakan, banyaknya permintaan atas obligasi korporasi akan menurunkan kupon. Sedangkan tekanan inflasi tidak akan memengaruhi penetapan kupon karena hanya bersifat sementara. "Inflasi April diperkirakan tidak akan tinggi karena sudah ada kejelasan terkait kebijakan subsidi bahan bakar minyak," papar Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×