Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Perusahaan energi mineral milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), kesulitan melunasi dua fasilitas pinjaman kepada Credit Suisse. Utang senilai total US$ 460 juta itu akan jatuh tempo 18 Desember dan 19 Desember 2013 mendatang.
Fuad Helmy, Direktur BRMS menyatakan, perusahaannya tengah menjajaki dua opsi agar terlepas dari ancaman gagal bayar (default) atas utang Credit Suisse. Pertama, BRMS akan kembali mengajukan perpanjangan waktu jatuh tempo kepada Credit Suisse.
BRMS pernah menempuh cara yang sama atas utang yang sama. "Kami buka semua kemungkinan yang bisa dijajaki termasuk meminta perpanjangan jatuh tempo," kata Fuad, Kamis (28/11).
Pilihan kedua, menurutĀ Herwin W Hidayat, Kepala Hubungan Investor BRMS, perusahaan ini juga membuka kemungkinan untuk membiayai kembali utang Credit Suisse dengan pinjaman baru. Saat ini BRMS mengaku sedang bernegosiasi dengan beberapa calon kreditur.
Seperti diketahui, BRMS berutang US$ 360 juta kepada Credit Suisse melalui entitas anak, PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Utang itu terbagi beberapa bagian, yakni utang fasilitas A bernilai US$ 200 juta yang diperoleh pada 23 Maret 2010. Utang ini dijamin dengan saham PT Newmont Nusa Tenggara milik MDB dan dikenakan bunga sebesar LIBOR plus 7% per tahun.
Pada 1 April 2010, MDB dan Credit Suisse memperbarui perjanjian utang. Lewat perjanjian baru itu, Credit Suisse memberikan fasilitas B senilai US$ 100 juta kepada MDB. Kedua belah pihak kembali meneken perjanjian utang pada 16 September 2011. Kala itu, MDB meraih fasilitas C senilai US$ 60 juta dari Credit Suisse.
Selain melalui MDB, BRMS juga memiliki utang sendiri kepada Credit Suisse senilai US$ 100 juta. Pinjaman itu dikenakan pinjaman sebesar LIBOR ditambah 6% per tahun. Utang itu digunakan untuk kegiatan produktif, yaitu pengembangan tambang seng di PT Dairi Prima Mineral di Sumatera Utara. Nah, utang MDB dan BRMS kepada Credit Suisse sejatinya jatuh tempo pada 18 September dan 19 September 2013. "Kami kemudian mendapatkan perpanjangan jatuh tempo hingga Desember ini," kata Fuad.
BRMS juga berusaha mencari dana lewat divestasi dua anak usaha, yaitu Bumi Mauritania SA dan Tamagot Bumi SA. Namun sejauh ini BRMS belum bisa membeberkan potensi dana dari rencana aksi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News