Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, CEO Edvisor, Praska Putrantyo melihat perkembangan kinerja perbankan syariah yang tercatat di bursa saham masih cenderung variatif, baik dari segi pergerakan harga sahamnya maupun kinerja keuangannya.
Hal tersebut berbeda dengan bank-bank konvensional yang hampir seragam mencatatkan pertumbuhan kinerja dan harga saham yang cenderung sama-sama mencetak pertumbuhan.
“Kondisi itu diperkirakan karena kinerja pertumbuhan di pos pendapatan dan laba dari bank syariah yang tercatat di bursa juga relatif bervariasi,”ujar Praska.
Baca Juga: Kinerja PermataBank Tahun 2023 Tumbuh Konsisten
Ambil contoh, BRIS yang mampu menumbuhkan labanya hingga 33,8% menjadi senilai Rp 5,7 triliun. Di sisi lain, BTPS justru mencatat penurunan laba 38,9% menjadi Rp 1,08 triliun dan laba PNBS juga tercatat turun 2,33% menjadi Rp 244,7 miliar.
Praskan pun menyorioti perbedaan kapitalisasi pasar serta nilai total aset yang akahirnya diperkirakan mempengaruhi kemampuan bank dalam menjaga pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi, khususnya di era suku bunga yang sedang tinggi.
“Namun, secara agregat, tingkat permodalan dari perbankan syariah serta NPL secara rata-rata masih mampu terjaga dengan baik,” ujarnya.
Praska bilang seharusnya ada inovasi pada produk-produk di industri perbankan syariah yang bisa mengimbangi dengan perbankan konvensional maupun digital. Ini pun sejalan dengan dorongan OJK agar bank syariah mampu membuat produk yang benar-benar unik dan berbeda.
Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan, Begini Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Unggulan Analis
Selain itu, pertumbuhan penyaluran kredit lewat peningkatan penetrasi pasar yang memenuhi prinsip syariah.
Praska pun menyarankan agar lebih selektif jika ingin masuk ke saham perbankan syariah. Caranya dengan mencermati saham bank syariah yang konsisten mencetak pertumbuhan pos pendapatan dan laba, serta valuasi yg menarik.
“Contohnya BRIS dengan rekomendasi buy on weakness di level Rp 2170, mengingat saham BRIS telah melaju signifikan dalam 3 bulan terakhir. Target BRIS di Rp 2800,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News