Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan emiten baru di sektor kesehatan bernama PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT).
OBAT menjadi perusahaan ke tujuh di tahun 2025 yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (13/1) lalu.
OBAT merupakan perusahaan jasa maklon yang berdiri sejak tahun 2018. Berdirinya perusahaan ini sebagai bentuk respons terhadap keinginan masyarakat untuk memiliki brand sendiri tanpa harus memiliki pabrik.
Perusahaan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini dan telah berkompeten dalam bidang herbal, kosmetik dan pangan. OBAT juga mengklaim telah membantu memproduksi lebih dari 800 produk yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Brigit Biofarmaka Teknologi Is Heriyanto mengatakan, hajatan IPO beberapa waktu lalu menjadi tonggak sejarah bagi OBAT untuk tumbuh lebih besar dan berkontribusi lebih luas bagi perekonomian.
Baca Juga: Brigit Biofarmaka (OBAT) Proyeksi Pendapatan 2024 Naik 125%, Berkomitmen Bagi Dividen
Heriyanto menerangkan Indonesia punya peluang besar dalam bisnis produk herbal maupun suplemen. Hal ini tercermin dari tren masyarakat yang semakin sadar akan kesehatan dan estetika.
"Ini jadi momentum besar bagi industri kami," kata Heriyanto.
Melansir prospektus, OBAT memasang harga IPO di harga Rp 350 per saham. OBAT menawarkan sebanyak-banyaknya 170.000.000 saham atau 28,33% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 59,5 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, seluruhnya akan digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja yang antara lain untuk pembelian bahan baku, penambahan produksi, dan pengembangan pemasaran.
OBAT menargetkan pertumbuhan laba bersih hingga 20% pada 2025 dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Untuk mencapai target tahun ini, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi, termasuk penerapan distribusi modern dan optimalisasi penjualan daring guna meningkatkan margin keuntungan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Mengenal Teknologi TreeAlgae yang Dikembangkan Brigit Biofarmaka (OBAT)
Selain itu, OBAT juga melakukan ekspansi channel penjualan ke hampir seluruh apotek premium. Produk solusi kesehatan berkualitas tinggi ini diklaim mendapat sambutan antusias dari konsumen.
Heriyanto optimistis di tahun ini penjualan akan kembali naik, karena distribusi produk-produk maklon besutan Brigit Biofarmaka Teknologi meningkat jumlahnya hampir dua kali lipat.
“Kenaikan ini menunjukkan bahwa strategi bisnis perusahaan telah berhasil di tengah tantangan pasar dan juga kinerja yang solid serta potensi besar untuk masa depan,” terangnya.
Selain itu, OBAT juga memanfaatkan peluang dari program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah.
Menurutnya, program makan bergizi gratis pemerintah diproyeksi akan meningkatkan penjualan OBAT melalui produk terbaru, yakni susu spirulina dan neoalgae spirulina yang termasuk dalam menu program peningkatan gizi ini.
"Perseroan menghasilkan produk berkualitas dan berpotensi menjadi tambahan suplemen untuk program makan bergizi gratis. Hal ini sejalan dengan misi kami memberikan yang terbaik bagi masyarakat," ujarnya.
Terkait dividen, Heriyanto berpendapat hal tersebut akan dilakukan sebagai bagian dari komitmen OBAT kepada pemegang saham.
“Dalam periode lima tahun belakangan, total dividen yang dibagikan perseroan kepada pemegang saham mencapai Rp 40 miliar,” paparnya.
OBAT resmi memperoleh paten atas inovasi teknologi TreeAlgae dengan nomor EC00202510853 pada 22 Januari 2025.
TreeAlgae merupakan alat inovatif yang berfungsi sebagai penyerap karbon sekaligus pemurni udara, menggunakan sistem fotobioreaktor mikroalga berbasis teknologi cerdas berkelanjutan. Teknologi ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.
Sepanjang tahun 2025, manajemen OBAT menargetkan penjualan 50 unit TreeAlgae. Dengan harga per unit sekitar Rp 150 juta, perusahaan memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 7,5 miliar dari penjualan teknologi tersebut.
Heriyanto menyampaikan TreeAlgae merupakan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan global dengan memanfaatkan teknologi pintar berbasis mikroalga yang berkelanjutan. Alat ini mampu mengurangi emisi karbon sekaligus memurnikan udara.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Belum Berdampak Signifikan, Ini Antisipasi Brigit Biofarmaka (OBAT)
Satu unit TreeAlgae memiliki kapasitas 200 liter algae cair dan mampu menyerap karbon setara 15 pohon rimbun. Pihaknya optimis inovasi tersebut akan diterima oleh pasar, khususnya bursa karbon.
“Ini merupakan terobosan dan juga menjawab kebutuhan perdagangan karbon internasional yang belum lama ini resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI),” kata Heriyanto saat ditemui Kontan di Jakarta, Kamis (23/1).
TreeAlgae juga dapat diterapkan di daerah perkotaan mengingat terbatasnya lahan untuk menanam pohon. Selain itu, produk sampingannya berupa biomassa dan liquid turut mengandung karbon organik yang dapat digunakan sebagai pupuk.
Pergerakan Saham OBAT
Pergerakan saham OBAT pada Jumat (7/2) berada di level Rp 680 per saham atau menguat 15,25% dalam sehari. Sejak debut IPO, pergerakan harga saham ini telah menguat 14,29%.
BEI sempat memantau pergerakan harga saham OBAT di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada keterangan tertulis yang dibuat pada Jumat (24/1) lalu.
Pemantauan ketat yang dilakukan BEI lantaran terjadinya peningkatan harga saham yang signifikan kala itu. Kendati begitu, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Selanjutnya: Triniti Dinamik Terapkan Transformasi Keberlanjutan untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
Menarik Dibaca: Samsung S25 Punya AI Canggih yang Bisa Bantu Gen Z Bikin Konten Viral
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News